Pemalang, tvOnenews.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, mencatat jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayahnya mengalami peningkatan.
Sejak Januari hingga Juni 2024, sebanyak 54 kasus DBD dilaporkan, angka ini meningkat dibandingkan tahun 2023 lalu yang mencapai 50 kasus dalam periode setahun.
"Sampai bulan juni ini sudah ada 54 kasus terinfeksi DBD di Pemalang, walaupun tidak ada kasus kematian," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Kabupaten Pemalang, Aris Gunarta, Selasa (2/7/2024).
Dinas Kesehatan Pemalang pun telah menggencarkan pemberantasan nyamuk Aedes Aegypti melalui pengasapan (fooging) insektisida untuk membunuh nyamuk.
Aris Gunarta mengajak peran aktif masyarakat untuk memberantas sarang-sarang nyamuk dan mencegah penularan demam berdarah.
"Kalau fooging hanya membunuh nyamuk yang terbang, biasanya yang sudah tua justru yang harus diperhatikan, harus dicegah itu jentik-jentik telur atau nyamuk muda," imbaunya.
Aris menekankan masyarakat harus menggencarkan 3M ( Menguras, Menutup, dan Mengubur) dalam upaya pencegahan penularan DBD.
Kemudian menutup rapat wadah-wadah air agar nyamuk tidak bisa bersarang, disamping itu mengubur dan mendaur ulang barang yang kiranya bisa menampung air.
"Ya warga harus rajin melakukan kegiatan bersih-bersih, terutama di tempat yang ada genangan air," imbuh Aris.
Sementara itu, untuk pasien DBD saat ini tengah menjalani perawatan di sejumlah Rumah Sakit di Wilayah Kabupaten Pemalang, salah satunya rumah sakit milik Pemkab Pemalang, RSUD Dr Ashari.
Namun saat dikonfirmasi mengenai pasien DBD yang dirawat, manajemen Rumah RSUD Dr Ashari Pemalang, Jawa Tengah melarang wartawan meliput di area rumah sakit.
Pihak rumah sakit menolak dengan alasan saat ini adalah tahun politik dan takut beritanya dimiringkan.
"Mohon maaf dari pimpinan tidak mengizinkan karena tahun ini tahun politik, takut beritanya di goreng," ujar Kasubbag Kepegawaian RSUD Dr Ashari Pemalang, Abdul Aziz Edwiarka.
"Sekali lagi kita patuh pimpinan, kalau pimpinan gak mengasih izin kita tidak bisa mengizinkan," lanjut Aziz.
Larang meliput kasus DBD ini ditanggapi kecewa oleh para wartawan yang merasa heran karena alasan yang disampaikan karena aneh dan terkesan dibuat-buat.
"Apa hubungannya DBD sama tahun politik?" kata salah satu wartawan yang juga mengaku tersinggung karena ditawarkan sejumlah uang agar tidak meliput peningkatan kasus DBD.
Terkait dengan larangan meliput tersebut, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemalang, Joko Ngatmo, mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan kepala Dinas Kesehatan Pemalang terkait perlakuan oknum pegawai RSUD Ashari tersebut.
"Mohon maaf teman-teman, sudah saya komunikasikan dengan Kadinkes, beliau mau ambil tindakan ke saudara azis, dan menyampaikan permohonan maaf atas tindakan yang dilakukan oleh azis, matursuwun," kata Joko. (mdh/buz).
Load more