Pekalongan, Jawa Tengah - Untuk menstabilkan harga minyak goreng di pasaran, Pemerintah Kabupaten Pekalongan melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Dinperindagkop UKM) menggelar operasi pasar minyak goreng, Rabu (05/01/2022) di kantor dinas setempat.
Dalam operasi pasar minyak goreng kali ini, Pemkab Pekalongan menyediakan 2.112 liter disediakan dalam kegiatan tersebut dan hanya dalam waktu hanya satu jam, minyak goreng langsung ludes.
Kepala Dinperindagkop UKM Kabupaten Pekalongan, Hurip Budi Riyantini mengatakan, operasi pasar ini merupakan tahap pertama yang dilakukan di wilayah kerjanya.
" Untuk persediaan minyak goreng, awalnya 1.200 liter namun ternyata mendapat tambahan sehingga total persediannya lebih banyak yakni 2.112 liter," kata Hurip Budi Riyantini.
Dia berharap semoga ada tambahan persediannya sehingga bisa melaksanakan kegiatan serupa di sejumlah Kecamatan.
Salah seorang warga, Yanti (50), asal Kecamatan Kajen, menuturkan bahwa dengan kegiatan operasi minyak goreng ini sangat membantu warga karena tingginya harga minyak goreng saat ini.
" Saat ini harga minyak goreng dipasaran satu liter dari harga 18 ribu hingga 21 ribu per liter, " kata Yanti.
Dalam operasi pasar minyak goreng, setiap warga bisa membeli sebanyak dua liter.
" Saya mendapatkan satu kupon untuk membeli dua liter minyak goreng, yang setiap liter harganya cukup murah yakni 14 ribu," lanjut nya.
Kegiatan operasi pasar minyak goreng dimulai sekitar pukul 09.00 WIB, namun di tempat kegiatan sudah terlihat ratusan warga sudah mengantri untuk membeli minyak goreng. Sebelumnya, warga yang datang langsung mengambil kupon. Setiap warga hanya berhak mendapatkan satu kupon untuk membeli minyak goreng.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diserindag) Provinsi Jawa Tengah, Arif Sambodo yang ikut memantau kegiatan operasi pasar minyak goreng mengatakan operasi pasar dilakukan untuk mengendalikan harga minyak goreng yang cukup tinggi.
" Kenaikan itu terjadi sejak Mei 2021 lantaran masalah bahan bakunya mahal, sedangkan sejumlah perusahaan minyak goreng kebanyakan tidak memiliki perkebunan sawit. Dengan demikian perusahaan itu harus harga minyak sawit mentah atau CPO dari perusahaan perkebunan sawit," kata Arif Sambodo.
Saat ini harga CPO di tingkat internasional naik maka perusahaan ini mengikutinya sehingga harga minyak goreng di pasaran menjadi mahal.
''Inilah tujuan dari operasi pasar minyak goreng dengan harapan harga di pasaran menjadi terkendali,'' terangnya.
Wilayah Jawa Tengah sendiri mendapatkan kuota dari pemerintah pusat melakukan operasi pasar sebanyak 70 ribu liter. Adapun kegiatan digelar di 25 kota dan kabupaten dengan bekerjasama dengan salah satu perusahaan minyak goreng. Sedangkan pelaksanaan operasi pasar sudah dimulai sejak 28 Desember lalu dan berakhir hingga 6 Januari 2022. ( Edi Mustofa/Buz)
Load more