Boyolali, tvOnenews.com – Para perajin tahu dan tempe di Dukuh Gilingan Lor, Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah menjerit akibat harga kedelai yang terus melejit hingga mencapai Rp 13.000 per kilogram.
Kenaikan harga kedelai itu berdampak pada omzet perajin tempe yang terus menurun. Untuk menutupi biaya produksi yang kian membengkak, mereka pun harus memutar otak demi keberlangsungan bisnisnya, salah satunya dengan terpaksa mengubah ukuran dan mengurangi produksi.
Kenaikan harga kedelai yang sudah dirasakan sejak sebulan terakhir dan terus mengalami kenaikan secara bertahap, hal ini membuat para perajin tahun tempe semakin terjepit.
Suwarno Seorang perajin tahu didesa tersebut mengatakan, bahwa kenaikan harga kedelai import sangat berdampak kepada perajin tahu yaitu omset menurun hingga 30 persen.
“Harga kedelai saat harga normal Rp10.500 per kilo bisa mendapat omset sampai dengan Rp500.000 setiap harinya. Dan saat harga kedelai Rp13.000 seperti saat ini turun menjadi Rp300.000,” kata Suwarno saat ditemui di tempat usahanya, Senin (20/11/2023).
Lebih lanjut Suwarno menjelaskan, dalam sehari pihaknya memproduksi sekitar 6 kwintal kedelai dan juga sudah mengurangi ukuran tahunya.
“Tahu saat ini ukuranya 6 senti kali 6 senti dan dengan ketebalan 3 senti dulu tebal 4 senti, kalau untuk harga Rp700 per bijinya,” ujarnya.
Hal yang sama dikatakan Wartini seorang perajin tempe, bahwa kondisi saat ini sangat memberatkan para perajin tempe.
“Harga kedelai memang masih bisa dibeli, tetapi repot untuk ekonomi kita dan sekarang produksi kita anjlok hampir 50 persen,” ujarnya.
Wartini menambahkan, biasanya menghabiskan 3 kuwintal per hari untuk produksi tempe. Namun setelah harganya naik, penggunaan kedelai menurun jadi 2 kuwintal per hari.
"Kita ambil jalan tengahnya, paling ya begitu memperkecil ukuran dikurangi 1 centi agar tetap bisa produksi," ucap Wartini.
Meski harga kedelai terus mengalami kenaikan, hingga saat ini pihaknya belum berencana menaikkan harga jual dan tetap menjual tempe dengan harga normal yakni Rp 2,500 per potong, dengan ukuran tebal 2,5 cm, panjang 21 cm dan lebar 6 cm.
"Kalau kita belumlah menaikkan harga, karena di pasar juga daya beli masyarakat juga sudah turun. Kita lihat saja di setiap pasar sekarang sudah mulai sepi," ucapnya.(ags/buz).
Load more