Semarang, tvOnenews.com - Bullying atau perundungan kerap menimpa anak anak usia sekolah baik dilingkungan sekolah ataupun lingkungan. Saat ini banyak faktor mempengaruhi tindakan dan berakibat bullying atau perundungan terhadap.
Salah satunya adalah penggunaan media sosial oleh masyarakat baik orang dewasa ataupun anak anak.
Bullying atau perundungan terhadap anak anak tidak hanya dilakukan oleh orang yang lebih dewasa kepada anak, namun sesama anak anak saat ini juga marak terjadi.
Guna mencegah terjadinya bullying atau perundungan di lingkungan sekolah, SMPN 2 Ungaran mendeklarasikan sekolah ramah anak anti bullying.
Deklarasi ini tidak hanya dilakukan oleh anak anak dan guru saja, namun juga melibatkan orang tua, penegak hukum (TNI) dan komite sekolah.
" Harapan kami dengan adanya deklarasi sekolah ramah anak. Lingkungan belajar akan lebih kondusif terhindar dari perundungan, pelecehan seksual dan intoleransi, sehingga anak2 akan senang datang ke sekolah untuk belajar." ungkap Kepala Sekolah SMPN 2 Ungaran, Lilik Nurcholis.
"Dengan perasaan yang senang diharapkan tumbuh kembang anak akan lebih baik sesuai dengan bakat dan keinginannya," lanjutnya.
Sementara itu kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Dewi Pramuningsih mengatakan, bahwa saat ini kasus bullying yang menimpa anak anak cukup banyak.
" Tadi kita lihat, saat ditanya secara terbuka siapa yang pernah jadi korban bullying atau perundungan ada banyak. Lebih dari 10 anak mengaku pernah alami perundungan, mulai dari ejekan hingga kekerasan fisik. Hal ini tentunya sangat mengetuk hati kita semua," ungkap Dewi.
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying atau perundungan pada anak, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Salah satunya adalah melalui media sosial.
" Konten media sosial saat ini cukup berpengaruh ke anak anak. Tidak hanya itu lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh untuk terjadinya bullying. Jadi anak anak tidak bisa ditinggal begitu saja tanpa adanya pendampingan," imbuhnya.
Ditambahkan oleh Dewi, Ia mengapresiasi kegiatan deklrasi anti bullying sekolah ramah anak di SMPN 2 Ungaran. Ia berharap sekolah lain bisa mrlakukan hal tersebut.
" Kami harap sekolah sekolah lainnya bisa mendeklarasikan hal ini. Ini sebagai bentuk perlindungan kepada anak anak. Kami juga minta ke sekolah sekolah untuk tidak ada lagi kejadian bullying terhadap anak," tutupnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Danramil 014/Ungaran Barat Kapten CHB Muhamad Rozani. Dimana pendidikan terhadap anak anak tidak hanya dilakukan di sekolah. Namun di lingkungan rumah juga anak anak perlu diberikan perhatian.
" Sebagai orang tua kita tugasnya tidak hanya mendidik namun juga harus bisa menjadikan anak kita itu sahabat. Sehingga anak bisa terbuka dan bercerita tentang permasalahan yang sedang dialami termasuk mungkin si anak menjadi korban bullying,"ujarnya.
Danramil juga menambahkan, sebagai orang tua juga tidak boleh mudah terpancing emosi saat anak anak bercerita jika mengalami perundungan.
" Kita sebagai orang tua juga jangan mudah terpancing. Kita harus memberikan suasana sejuk kepada anak anak, kita ajak cerita dan mencari jalan keluar, sehingga interaksi anak anak drngan teman temannya bisa terus berjalan demgan baik," tegasnya. (abc/buz)
Load more