Akibatnya, saat turun hujan pengendara sepeda motor, terutama anak-anak sekolah banyak yang terjatuh karena kondisi jalan yang licin.
"Kita juga menginginkan jalan yang aman untuk anak-anak sekolah yang mengendarai sepeda motor, agar mereka bisa belajar dengan baik," pungkasnya.
Warga juga menyoroti adanya kontribusi tambang di Desa Lahar. Pasalnya, tambang galian C yang mulai beroperasi sejak tahun 2018 itu tidak memberikan retribusi ke pihak desa.
Sementara itu, menanggapi tuntutan warga, Kepala Desa Lahar, Saru mengatakan, akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Pemdes Sumbermulyo karena tambang tersebut berada di dua desa.
"Kita tidak bisa menyegel penuh pintu tambang ini. Mengingat keberadaan tambang berada di dua desa, antara Desa Lahar dan Desa Sumbermulyo. Kami akan berkoordinasi, jika disepakati akan kami segel total,” tandasnya.
Gagal melakukan penyegelan secara total, membuat warga hanya memasang spanduk penolakan di pintu masuk lokasi tambang galian C. Sedangkan portal besi yang disiapkan dalam aksi tidak diizinkan di pasang, sebab adanya tuntutan reklamasi dari warga Desa Lahar. (Arm)
Load more