Selain itu, dapat meningkatkan sirkulasi ekonomi untuk warga sekitar yang ikut mengelola di TPS3R tersebut sehingga memiliki penghasilan tambahan dan kegiatan dari pengelolaan sampah.
Waste To Wealth, perusahaan yang dibentuk Merakarno secara khusus berfokus pada pengembangan teknologi pengolahan sampah hulu ke hilir mulai dari conveyor, mesin pemilah sampah, pengering sampah, untuk menjadi briket, mesin penghancur sampah dan pemusnah sampah lengkap untuk paket-paket kabupaten yang ingin sampahnya habis tanpa TPA.
Anggaran yang perlu disiapkan pemerintah daerah juga tidak banyak, cukup sekitar Rp400-500 juta untuk satu TPS3R yang mampu mengolah hingga 30 ton sampah perhari untuk dua shift kerja, baik sampah organik maupun sampah anorganik.
Inspirasi pengolahan sampah ini adalah dari Kabupaten Banyumas yang telah berhasil menyelesaikan sampah di kabupatennya tanpa TPA dengan mengaktifkan seluruh TPS3R dan dioptimalisasi dengan teknologi. Bagi kabupaten yang ingin belajar pengolahan sampah tuntas dapat berkunjung ke Kabupaten Banyumas.
“Harapan kedepannya, sistem dari Waste to Wealth ini dapat membantu semakin banyak daerah di seluruh Indonesia yang memiliki permasalahan sampah, dengan cara mengolah sampah dari hulu ke hilir,” kata Merakarno Rahusna.
“Kemudian tentunya dengan bantuan divisi R&D dari Waste to Wealth pun kedepannya akan lebih banyak tercetus mesin-mesin yang mampu semakin mendukung sistem pengolahan sampah, yang dapat diterapkan dan menyelesaikan permasalahan sampah setiap daerah pada kondisi apapun.” tutupnya. (ebs)
Load more