Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat - Laju pematangan buah yang cepat membuat masa simpan buah cenderung singkat atau cepat rusak.
Hal itu membuat para petani, pedagang dan eksportir buah mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya secara luas.
Berawal ingin mendukung ekspor buah-buahan dengan memperpanjang usia simpan, tim riset Pusat Riset Agroindustri yang berada di bawah Organisasi Riset Pertanian dan Pangan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil menciptakan sebuah larutan yang dapat mengawetkan buah-buahan sehingga tetap segar dan bisa tahan lama dengan nama pelapis (coating) berbasis kelapa sawit.
"Riset sudah relatif lama sejak 2012. Secara bertahap melakukan rancangan percobaan sehingga bisa terciptanya seperti saat ini," ucap Mulyana kepada tvOnenews.com saat ditemui di sela-sela pemaparan coating berbasis sawit di Lembang, Rabu (27/7/2022).
Dia mengatakan lapisan coating ini untuk menahan lajunya respirasi pembusukan pada buah-buahan sehingga buah tidak terlalu cepat terjadi pembusukan.
"Satu contoh, mangga biasanya umur simpan hanya 7 hingga 10 hari saja. Dengan coating berbasis sawit, buah mangga pada suhu ruangan bisa bertahan hingga 1 bulan bahkan jika pada suhu pendingin bisa tahan hingga 5 kali lipatnya," ungkapnya.
BRIN memilih turunan sawit untuk produk coating buah-buahan karena sawit ini produk terbesar yang dihasilkan di Indonesia sehingga sayang apabila tidak dimanfaatkan.
Mulyana berharap aplikasi coating ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan pelaku usaha buah dalam memperluas pasar sehingga dapat meningkatkan ekspor dan devisa negara.
“Salah satu keunggulan larutan coating dari turunan sawit ini adalah harganya lebih murah dibanding larutan coating sejenis yang selama ini digunakan, yang terbuat dari lilin lebah (bee wax),” paparnya.
Murahnya harga coating karena bahan dasarnya diformulasi dari turunan minyak sawit yang tersedia melimpah di Indonesia.
Larutan coating dari sawit ini aman untuk konsumsi dan termasuk kedalam golongan edible coating.
Riset ini mendapat dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Kepala Divisi UMKM dan Koperasi BPDPKS Helmi Muhansyah mendukung sepenuhnya riset sawit yang dilakukan oleh Pusat Riset Agroindustri BRIN.
“Indonesia adalah salah satu produsen sawit terbesar di dunia di mana sebagian besar produknya diekspor dalam bentuk minyak kasar atau CPO (crude palm oil),” terangnya.
Menurutnya, dengan semakin banyaknya produk turunan sawit dimanfaatkan maka nilai tambah akan semakin banyak dinikmati bagi kemakmuran bangsa.
Kolaborasi ini merupakan yang ketiga kalinya antara BPDPKS dengan BRIN yang sebelumnya dilakukan di Kota Batu dan Yogyakarta.
"BPDPKS terus mewujudkan kemitraan dengan UKMK berbasis sawit dalam rangka pengembangan sawit berkelanjutan sebagai komoditas strategis nasional untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia," tutur Helmi. (suh/nsi)
Load more