BSU yang Hidupkan Harapan: Cerita Pejuang Rupiah dari Kantorpos Bekasi
- Istimewa
tvOnenews.com - Mentari pagi menyeruak masuk dari bingkai jendela menyinari dan menghangatkan vestibule di Kantorpos Bekasi. Di ruangan ini mulai dipenuhi wajah yang penuh harap. Sejak jam operasional dibuka, antrean rapi di kursi yang telah disediakan. Mereka yang datang dari berbagai latar belakang profesi, adalah pekerja di sektor formal yang masuk dalam daftar penerima BSU.
Program BSU 2025 menyasar pekerja atau buruh yang yang bergaji di bawah Rp3,5 juta per bulan yang masuk daftar sebagau penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
Di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi para pekerja khususnya pekerja atau karyawan sektor formal, kehadiran negara terasa nyata melalui program Bantuan Subsidi Upah (BSU) dari Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker RI).
Salah satu mitra utama yang mengemban amanah ini adalah PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND, yang kembali dipercaya untuk menyalurkan BSU kepada 4,4 juta pekerja di seluruh pelosok tanah air.
Melalui kemitraan strategis ini, PosIND memanfaatkan jaringan Kantorpos yang tersebar di bergagai penjuru nusantara, sebagai titik layanan pembayaran tunai agar dana dapat diterima secara langsung dan tepat sasaran.
Layanan penyaluran BSU ini diselenggarakan di lebih dari 4.300 Kantorpos aktif di seluruh Indonesia, termasuk wilayah-wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal).
Dengan jam operasional yang diperpanjang dan layanan akhir pekan di sejumlah titik, PosIND menunjukkan komitmennya untuk memastikan bahwa bantuan pemerintah benar-benar sampai kepada mereka yang berhak.
Mereka yang Tak Punya Rekening Bank, Andalkan Kantorpos
Tidak semua pekerja informal memiliki akses ke perbankan. Di sinilah kehadiran Kantorpos menjadi krusial dan sangat berarti. Di pojok ruang tunggu, Iis Risalina (29), seorang karyawan laundry, tampak mengusap peluh sambil menunggu namanya dipanggil. Ia datang dari Cikarang Timur bersama dua temannya.Iis menyampaikan rasa leganya saat mengetahui bisa mencairkan BSU tanpa harus punya rekening.
"Saya tahu info BSU dari teman. Saya pikir enggak akan dapat karena kerja saya di tempat kecil. Ternyata nama saya ada. Rezeki banget. Saya mau pakai buat beli beras dan susu anak," ucapnya penuh syukur.
Sementara itu, Siti Nuriani (45), pekerja jasa setrika keliling, mengaku sempat ragu datang ke Kantorpos karena merasa tidak tahu harus bagaimana.
"Saya ‘gaptek’. Tapi petugasnya sabar banget. Dijelasin pelan-pelan. Saya cuma bawa KTP dan barcode dari anak saya. Alhamdulillah langsung cair," katanya sambil tersenyum.
Lain lagi cerita Sorikhin (54), karyawan toko plastik di Tambun. Dengan tubuh lelah namun semangat menyala, ia mengungkapkan betapa bantuan ini sangat berarti.
"Saya sudah puluhan tahun kerja tapi baru kali ini merasa benar-benar diperhatikan negara. Gaji saya masih UMR, tapi buat hidup sehari-hari aja kadang kurang. BSU ini seperti kabar baik yang datang di waktu tepat," ungkapnya lirih.
- Istimewa
Juru Bayar Kantorpos: Melayani dengan Hati
Umi Rahmawati, operator dan juru bayar di Kantorpos Bekasi, adalah salah satu ujung tombak yang memastikan proses penyaluran berlangsung tertib dan manusiawi. Umi membagikan pengalamannya selama proses penyaluran BSU. Menurutnya, tantangan bukan hanya soal jumlah penerima, tapi juga soal kejelasan informasi dan empati dalam pelayanan.
"Kami menyusun sistem antrean berdasarkan barcode dan KTP. Sebagian besar datang tanpa pemahaman lengkap, jadi kami sediakan petugas frontliner untuk bantu verifikasi dan edukasi," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa sebagian besar penerima adalah pekerja sektor informal yang tidak punya akses digital, sehingga edukasi layanan dan ketenangan dalam melayani menjadi kunci.
Umi menegaskan bahwa Kantorpos Bekasi tidak sekadar menjalankan instruksi administratif, tetapi juga menghadirkan layanan yang hangat dan ramah. Apalagi mayoritas penerima berasal dari segmen pekerja yang rentan tentu mereka datang membawa banyak harap.
“Kadang mereka cerita sambil nangis, ada yang ditinggal suami, ada yang baru di-PHK. Kita belajar untuk tidak hanya melayani, tapi juga mendengarkan. Dan itu bagian dari tugas kami juga,” ucapnya.
Fakta dan Angka: Bekasi Jadi Salah Satu Titik Fokus
Untuk alokasi penerima BSU di wilayah Bekasi dibagi menjadi dua, yaitu Bekasi: yaitu Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi :
- Kabupaten Bekasi: 66.953 penerima
- Kota Bekasi: 38.976 penerima
- Total: 105.929 penerima
Hingga kini, realisasi penyaluran mencapai 23,38% dan terus meningkat tiap harinya. Kantorpos Bekasi menjadi salah satu lokasi utama dengan jadwal layanan diperpanjang dan loket khusus BSU dibuka hingga akhir pekan.
“Kami optimalkan layanan. Jika perlu, kami tambah personel di loket agar proses lebih cepat,” ujar Umi menambahkan.
BSU Bukan Sekadar Dan Dana, Namun Simbol Harapan
Di balik angka dan sistem layanan, BSU menyimpan makna yang jauh lebih dalam. Bagi Sultoni (38), pekerja kontrak logistik, bantuan ini adalah penyambung napas ekonomi rumah tangga.
“Saya punya dua anak. Gaji saya pas-pasan. Dapat BSU rasanya seperti dikasih jeda napas. Terima kasih buat pemerintah dan juga petugas Pos yang sudah bantu dengan sabar,” katanya.
Senada dengan Sultoni, Muhammad Alfian juga sangat bersyukur dengan ada BSU ini.
"Saya tahu ada bantuan ini dari HRD tempat kerja. Lalu saya cek dan ternyata terdaftar. Rasanya senang sekali bisa dapat bantuan dari pemerintah," kata Muhammad Alfian (32), pekerja lepas harian dari Pondok Gede.
Alfian mengaku uang Rp600.000 yang diterimanya akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan bayar sewa rumah.
"Lumayan buat bayar kontrakan bulan ini. Saya kerja di bidang teknis, tapi gaji masih di bawah tiga juta. Terima kasih banyak atas bantuan ini," tambahnya.(chm)
Load more