Heboh Aksi Kejar Sopir Truk Vs Begal, Ternyata...
- tvOnenews.com - Denden Ahdani
Tasikmalaya, tvOnenews.com – Warga Tasikmalaya digegerkan oleh aksi kejar-kejaran sebuah truk dan mobil pribadi di Jalur Gentong, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (15/05/2025) malam. Awalnya diduga sebagai aksi pembegalan, tetapi setelah ditangkap, para terduga pelaku justru mengaku sebagai wartawan.
Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Herman Saputra mengatakan bahwa lima orang berhasil diamankan kurang dari lima jam usai kejadian, berkat gerak cepat Tim Resmob. Mereka ditangkap di kawasan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya.
"Sudah kita amankan. Kronologinya, sopir truk sedang tidur di pinggir jalan. Sekelompok orang datang mengetuk, korban takut dan memilih kabur. Kelompok itu lalu mengejar menggunakan mobil," jelas AKP Herman, Jumat (16/05/2025).
Sopir truk bernama Isep (34), warga Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, mengira dirinya hendak dibegal. Ia menyebut para pelaku sempat menunjukkan benda yang diduga senjata dan memaksanya turun dari kendaraan. Ia melarikan diri hingga akhirnya berhenti di turunan Strawberi, Jalur Gentong, dan meminta bantuan warga serta Tim Ganjel.
Saat diperiksa, kelima orang tersebut mengaku sebagai wartawan dari luar Tasikmalaya. Mereka berdalih mengejar truk karena mencurigai kendaraan tersebut membawa BBM ilegal.
"Menurut pengakuannya, mereka mengira truk membawa BBM ilegal. Saat mengejar, mereka mengeluarkan tangan sambil menunjukkan kartu identitas media, yang oleh sopir disangka senjata," ujar Herman.
Namun saat truk dihentikan dan diperiksa, ternyata hanya mengangkut tepung tapioka. Polisi juga memastikan tidak ada kekerasan atau penggunaan senjata dalam kejadian tersebut.
"Identitas mereka dari media luar Tasikmalaya. Tidak ditemukan senjata atau bukti kekerasan. Sejauh ini belum ada unsur pidana, tapi penyelidikan tetap dilakukan," tambahnya.
Sementara itu, Aip, anggota Tim Ganjel yang ikut menyelamatkan sopir truk, menyebut para pelaku sempat mengaku sebagai polisi, lalu mengaku wartawan saat ditanyai lebih lanjut.
"Mereka panik saat saya pura-pura telepon polisi. Tapi ketika diminta surat tugas, tak bisa menunjukkan," katanya.
Pihak kepolisian kini masih melakukan pendalaman motif dan legalitas identitas media kelima orang tersebut. Kejadian ini pun memicu sorotan terhadap praktik oknum wartawan yang berpotensi menyalahgunakan profesinya.
Load more