Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila pembaca, merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan kepada tenaga profesional, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan jiwa.
Tasikmalaya, tvOnenews.com - Pria berinisial A (20), warga Kampung Cibuntu Girang, Desa Cayur, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, ditemukan tewas gantung diri di pohon Kamis (13/7/2023) kemarin.
Pria tersebut ditemuka gantung diri di pohon kokosan setinggi 6 meter, di sebuah kebun yang tak jauh dari rumahnya.
Informasi yang dihimpun, korban nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri diduga karena depresi usai ditolak menikah oleh kekasihnya.
Sebelum ditemukan tewas tergantung, korban sempat pergi dari rumah dan hilang sejak Selasa (11/7/2023) lalu.
Namun, adegan korban ketika gantung diri tak seutuhnya disiarkan karena baterai ponsel korban habis.
Kepala Desa Cayur, Akhmad Kaffi membenarkan adanya kejadian tersebut.
Sebelum ditemukan tewas, korban berangkat dari rumah dengan membawa sebilah golok seperti yang akan ke kebun.
Namun, korban tak pulang ke rumahnya selama dua hari dan orang tuanya korban sudah melakukan pencarian.
"Iya korban itu awalnya jam 12 hari Selasa lalu bawa golok, kayak yang mau ke kebun. Pamit ke orang tuanya, tapi ditunggu gak pulang-pulang. Bahkan sempat dilakukan pencarian, selama dua hari. Ketemu-ketemu udah meninggal gantung diri, ketemu hari Kamis kemarin jam 9 pagi," kata Kepala Desa Cayur, Akhmad Kaffi saat dihubungi, Jumat (14/7/2023) sore.
Menurut Akhmad Kaffi, soal dugaan tewasnya korban diakibatkan depresi setelah ditolak menikah, berdasarkan kabar di masyarakat. Namun, yang jelas diakibatkan oleh soal percintaan.
"Kalau rumor di masyarakat iya itu korban katanya mau nikah, tapi tak tahu ya. Intinya, soal percintaan aja ya," ucap Akhmad Kaffi.
Akhmad Kaffi membenarkan saat tengah gantung diri, korban menyiarkannya secara langsung di media sosial Facebook.
Saat ditemukan pun, di dekat jasad korban ditemukan ponsel yang mengarah ke lokasi kejadian.
Namun, saat dilakukan pemeriksaan ponsel korban dalam keadaan terkunci. Maka dari itu, ponsel milik korban diamankan oleh pihak kepolisian.
"Iya jadi kan pas kejadian disiarkan di Facebook. Saat ditemukan juga ada HP yang diarahkan ke tempat kejadian. Tapi kemarin ada pola di hapenya, gak bisa dibuka. Akhirnya hapenya diambil sama polisi," ujar Akhmad Kaffi.
Sementara itu, Kapolsek Cikatomas Polres Tasikmalaya, AKP Sukiran mengatakan setelah pihaknya melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) bersama tim Unit Identifikasi Satreskrim Polres Tasikmalaya disimpulkan korban tewas murni gantung diri.
Pihak keluarga menerima kejadian itu sebagai musibah dan sudah membuat surat pernyataan menolak untuk mengautopsi jasad korban.
"Murni gantung diri, tim dari Muspika kemarin termasuk Pak Dokter udah Cek TKP. Memang sudah ditawarin sama kita untuk autopsi, tapi keluarga menolak. Sudah ada surat pernyataannya," kata Kapolsek Cikatomas, AKP Sukiran, Jumat (14/7/2023) sore.
Sukiran menjelaskan, dugaan sementara motif korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri adalah ditolak menikah oleh kekasihnya.
Pasalnya, saat ini kekasihnya masih berusia di bawah umur. Sukiran pun membenarkan, korban menyiarkan secara langsung aksi gantung dirinya di aplikasi Facebook.
"Motifnya pacaran, pacarnya masih kecil, jadi gak mau diajak nikah soalnya masih di bawah umur. Iya sempat rame ada live di Facebook," pungkasnya.(dai/muu)
Load more