GE juga mengatakan, kejadian dugaan pembunuhan berencana itu awal mula diketahui dari pesan suara korban kepada kakaknya. Dari situ, ia menaruh kecurigaan jika ayahnya dalam kondisi terancam.
"(Tahu dari mana terancam?) karena dari suaranya, dari vn (voice note) itu. Terus bilangnya, kalau ayah nggak ada kabar sampai hari Minggu, kalau belum pulang sampai hari Minggu bawa aparat ke sini, dari situ saya berenam dari Sukabumi langsung berangkat ke lokasi," ujarnya.
GE mengaku tak sempat melihat wajah ayahnya. Ia bersama keluarganya menunggu di Polres Banjarnegara. Dan saat dimakamkan, ia juga tak melihat wajah ayahnya.
"Nggak sempat lihat (kondisi korban) dikubur juga nggak lihat cuma pas menguburkannya saya ikut," tuturnya.
Atas kejadian ini, GE mengikhlaskan kepergian korban. Pihaknya juga menuntut agar pelaku mendapatkan hukuman setimpal.
Diberitakan sebelumnya, Polisi temukan 12 mayat korban pembunuhan yang dilakukan dukun pengganda uang Slamet Tohari di Banjarnegara, Jawa Tengah. Satu dari 12 korban merupakan warga Sukabumi, Jawa Barat.
Satu korban asal Sukabumi itu berinisial PO. Usai penemuan mayat PO, korban lainnya pun berhasil ditemukan. Jasad korban ditemukan di kebun milik pelaku.
Load more