Manggarai, NTT - Setelah melewati puasa Ramadhan selama sebulan penuh, ribuan jamaah melaksanakan sholat Idul Fitri 1443 Hijriah di Masjid Baiturahman Ruteng Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT) Senin (2/5/2022).
Dari pantauan tvonenews, umat Muslim Kota Ruteng mulai berbondong-bondong datang ke masjid sejak pukul 06.20 WITA. Sementara pelaksanaan sholat id dimulai pukul 07.30 WITA. Umat tampak khusyuk dan khidmat berdoa di Hari Kemenangan.
Pelaksanaan Salat Idul Fitri tahun 2022 merupakan momen yang dinanti-nantikan setelah dua tahun pelaksanakan salat besar seperti Idul Adha dan Idul Fitri ditiadakan akibat pandemi Covid-19.
Wajah Masjid Baiturahman sekarang jauh berbeda dengan kondisi sebelumnya. Masjid yang dibangun tahun 1985 ini baru selesai direnovasi total. Selain tampak megah, daya tampung masjid yang berada di Jalan Adi Sucipto, Kelurahan Tenda ini diperbesar sehingga menampung lebih dari 3.000 jamaah.
Meskipun daya tampungnya makin besar sehingga umat bisa Sholat Id di lantai 1 dan lantai 2 untuk jamaah perempuan, tetapi umat yang tidak kebagian di dalam terpaksa melaksanakan sholat di luar masjid yakni di halaman juga di depan jalan raya.
Prokes memang telah dilonggarkan oleh pemerintah yang dipimpin H. Jamaluddin serta Khatib H. Rofi Al Mukhlis ini tetap mengikuti protokol kesehatan.
Pesan Idul Fitri
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) cabang Manggarai, H. Amir Faisal Kelilaw mengaku bersyukur karena salat Idul Fitri bisa digelar setelah sempat ditiadakan selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.
"Alhamdulillah puji syukur kepada hadirat Allah SWT, Tuhan yang mahakuasa, kita kembali berjumpa pada hari ini umat Islam khususnya di Kota Ruteng ini dapat melaksanakan ibadah sholat Idul Fitri setelah vakum akibat pandemi. Saya senang umat begitu antusias dan taat prokes," ujar Kelilaw.
"Ini momentum yang memang selama ini ditunggu-tunggu dan syukur kepada Tuhan yang memberikan jalan semuanya dan ke depan kita sudah mulai hidup aman ya tapi kita tetap taan pada prokes yang dicanangkan pemerintah," imbuhnya.
Tokoh Muslim bumi Congka Sae ini juga mengartikan makna puasa Ramadhan sebagai pertarungan melawan hawa nafsu serta mengandung falsafah pendidikan.
Sementara Idul Fitri menurutnya, tidak saja sebagai rutinitas rukun Islam tapi lebih dari itu umat Islam di bulan Syawal digolongkan oleh Allah sebagai orang yang mendapat kemenangan dan kembali ke fitrahnya semula (Ied al-Fitri).
"Kurang lebih satu bulan melaksanakan ibadah puasa tentu sebuah pertarungan yang luar biasa melawan hawa nafsu. Ini luar biasa kami keluar dengan kemenangan mengibarkan panji-panji kemenangan setelah bertarung melawan hawa nafsu selama sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa," tuturnya.
"Puasa juga merupakan pendidikan bagaimana umat dilatih, dibina. Inti dari pada kotbah tadi itu mengajak umat untuk selalu berada pada kebaikan dan kalau omong tentang kebaikan semua agama mengajarkan kita tentang kebaikan. Dengan jalur-jalur kebaikan itu kebaikan bisa ditingkatkan," ujarnya menambahkan.
Tokoh 75 tahun ini berharap semoga Idul Fitri bisa dijadikan pelajaran setiap jamaah untuk selalu melahirkan kebaikan-kebaikan baru dan mencetus nurani untuk terus berbagi meringankan beban sesama umat manusia.
"Kalau puasa dan Idul Fitri diartikan sebagai perjuangan besar maka ini harus menjadi pelajaran untuk memperbaiki diri, menata hidup untuk berhubungan baik dengan semua orang, menciptakan kerukunan yang baik dengan semua agama itulah kewajiban umat manusia. Semua agama mengajarkan seperti itu. Berusaha untuk memperbaiki prilaku semua manusia ke arah yang lebih baik," ujar dia lagi.
Ketua MUI Mangarai juga menyampaikan terima kasih kepada aparat keamanan TNI dan Polri yang bertugas mengamankan salat dan Lebaran 1 Syawal 1443 H. (jku/act)
Load more