RS Prof Ngoerah Keluarkan Dokter Koas Pengejek Kematian Mahasiswa Unud
- tim tvone - aris wiyanto
Denpasar, tvOnenews.com - Kasus tewasnya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Timothy Anugerah Saputra berbuntut panjang, setelah pihak Universitas Udayana memberi sanksi kepada mahasiswa Universitas Udayana yang mengolok-olok kematian korban. Kini Universitas RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah juga mengambil langkah tegas.
Selain menyampaikan keprihatinan mendalam atas berpulangnya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana, pihak rumah sakit juga menanggapi serius dugaan keterlibatan salah satu peserta didik (co-assistant) dalam komentar tidak pantas yang beredar di media sosial.
Pelaksana tugas Direktur Utama RSUP Prof. Ngoerah, dr. I Wayan Sudana, M.Kes, mengatakan langkah tegas telah diberikan kepada peserta didik berkomentar buruk di media sosial.
“Kami telah mengembalikan peserta didik tersebut ke Universitas Udayana untuk dilakukan pendalaman dan investigasi lebih lanjut,” ujarnya.
Langkah tegas ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab institusi dalam menjaga nama baik rumah sakit sekaligus memastikan lingkungan pendidikan klinik tetap beretika.
“Apabila nantinya terbukti melakukan pelanggaran etika atau perundungan, yang bersangkutan akan dikenai sanksi sesuai ketentuan yang berlaku,” tambah dr. Sudana.
Sudana juga meluruskan bahwa peserta didik profesi tidak mewakili rumah sakit karena mereka hanya menjalani pembelajaran di RSUP Prof. Ngoerah dan bukan merupakan pegawai rumah sakit.
“Mereka adalah peserta didik yang sedang belajar di lingkungan RS Ngoerah, bukan karyawan, sehingga tidak dapat disebut mewakili rumah sakit,” tegasnya.
RSUP Prof. Ngoerah berkomitmen untuk terus menciptakan lingkungan belajar dan kerja yang aman, beretika, serta saling menghargai. Seluruh pihak, terutama tenaga kesehatan dan peserta didik, diimbau untuk memanfaatkan media sosial untuk tujuan positif dan menjaga perasaan publik.
“Kami mengajak semua pihak menjaga nama baik institusi dan profesi kesehatan dengan bijak bermedia sosial,” pungkasnya. (awt/hen)
Load more