Polda Bali Tangkap Penimbun BBM Pertalite Bersubsidi dengan Omzet Rp5 Juta per Bulan
- tvOne - aris wiyanto
Denpasar, tvOnenews.com - Seorang pria berinisial INM (58) asal Banjar Tenggang, Desa Seraya, Kabupaten Karangasem, Bali, harus berurusan dengan polisi karena menimbun Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi berjenis Pertalite dan menjualnya untuk keuntungan pribadi hingga beromset Rp5 juta per bulan.
Kasubdit IV Ditreskrimsus AKBP Iqbal Sengaji menyampaikan, pengungkapan lokasi penimbunan bahan bakar bersubsidi ini terjadi di sebuah lahan kosong berlokasi di Jalan Banteng, Kelurahan Padang Kerta, Kabupaten Karangasem, Bali.
"Dengan omset mencapai hingga Rp5 juta rupiah per bulan dan Polda Bali," kata AKBP Sengaji, Jumat (29/11).
Terungkapnya kasus ini berawal dari petugas yang melihat pelaku sedang mengeluarkan atau menyedot BBM dari sebuah tangki satu unit mobil pikap dengan pelat nomor DK 8554 TF. Selanjutnya, polisi melakukan interogasi dan pelaku mengakui sedang menyedot BBM bersubsidi jenis pertalite dari dalam tangki mobil pikap yang telah dimodifikasi dengan keran untuk mengeluarkan BBM.
Di TKP, polisi juga menemukan barang bukti beberapa buah jirigen berkapasitas 30 liter yang telah terisi dengan BBM bersubsidi pertalite dan botol kapasitas 1,5 liter yang telah berisi BBM Pertalite dan puluhan botol plastik kapasitas 1,5 liter yang nantinya digunakan untuk menampung BBM pertalite.
"Dan BBM pertelite nantinya oleh tersangka akan dijual kembali kepada konsumen dengan harga Rp11.300 per liter," imbuhnya.
Dari keterangan pelaku, pelaku membeli BBM bersubsidi jenis Pertalite di SPBU Pertamina menggunakan mobil pick up yang telah dimodifikasi sebagaimana kendaraan membeli BBM pada umumnya.
Dalam aksinya, pelaku mengisi bbm di SPBU menggunakan 15 barcode pertalite bersubsidi miliknya yang didapatnya dari orang lain.
Selanjutnya, pelaku mengendarai pikap tersebut ke TKP dan mengeluarkan BBM dari dalam tangki mobilnya melalui keran dari tangki mobilnya yang sudah dimodifikasi, kemudian menampung BBM ke jirigen dan botol yang telah disiapkan di TKP. Lalu BBM tersebut dijual kepada konsumen dengan harga Rp11.300 per liter.
"Pelaku melakukan kegiatan tersebut sejak bulan Mei 2024 atau sudah lima bulan dengan keuntungan bersih yang didapat mencapai Rp5 juta per bulan," jelasnya.
Load more