Ia juga menyampaikan, bahwa di Bali ada sekitar 4 dan 5 operator penerbangan helikopter wisata dan memang ada peningkatan untuk berwisata menggunakan helikopter, dan helikopter yang jatuh kemarin baru satu tahun beroperasi.
Selain itu, juga ada ramp check atau inspeksi keselamatan terhadap seluruh helikopter pariwisata dan itu bisa dilakukan setiap bulan sekali.
"(Ram check) itu ada, pengawasan kita ada. Pengawasan kita selain ramp check pesawat reguler flight, kita dengan chartered flight juga kita sudah lakukan. (Kalau berapa lama) kami tergantung yah, biasanya setiap sebulan sekali bisa kita lakukan. Semuanya layak terbang," ujarnya.
Kemudian, untuk mencegah hal yang sama terjadi pihaknya akan terus menggalakkan sosialisasi dan komunikasi terkait permainan layang-layang yang harus sesuai peraturan daerah (Perda) Pemerintah Bali dan Undang-undang tentang penerbangan, dan hal tersebut sudah sering dilakukan.
"(Upaya mencegah) kita intens komunikasikan terus, sosialisasikan terus. Untuk sosialisasi kami telah melakukan sosialisasi, waktu itu kita mengundang pemerhati layang-layang dan kita lakukan dengan podcast kita," ujarnya.
"Tentunya dengan stakeholder di bandara kita akan lebih intens lagi komunikasikan dengan bapak gubernur. Kebetulan kami sudah komunikasikan dengan beliau dan beliau merespon cukup baik. Iya, artinya kita akan lebih intens melakukan kegiatan yg lebih pas untuk mengedukasi masyarakat," ujarnya.
Sebelumnya, sebuah helikopter terjatuh di kawasan tebing di daerah Banjar Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten, Badung, Bali, Jumat (19/7) sekitar pukul 14:45 WITA.
Load more