Peringatan Bom Bali, Kepala BNPT Sebut Terorisme di Indonesia Kini Ubah Pola ke Gerakan Bawah Tanah Sistematis
- aris wiyanto
"Kami terus melakukan operasi, melakukan kesiapsiagaan nasional. Membangun public awareness untuk menciptakan resilient community. Kami melakukan monitor terhadap sel-sel jaringan itu dan para pendukungnya dan mantan napiter (napi teroris) yang ada di luar," jelasnya.
Sementara, untuk jaringan terorisme dari luar Indonesia menurutnya pasti selalu ada. Maka untuk mengantisipasi itu BNPT bekerjasama dengan banyak negara terutama negara-negara di Timur Tengah dan lainnya.
"(Jaringan teroris dari luar) pasti ada, karena namanya jaringan. Itu kita antisipasi dengan kerjasama internasional. Kita kerjasama dengan semua negara. Terutama negara di Timur Tengah dan lainnya," ujarnya.
Sementara, saat ditanya untuk potensi teroris di Indonesia di wilayah mana. Ia menyatakan, bahwa memang di beberapa tempat di Indonesia ada potensi rawan teroris dan pihaknya enggan menyebutkan.
"Beberapa tempat memang ada potensi rawannya. Saya nggak sebutkan tempatnya, tapi menjadi atensi buat Polri dengan BNPT," ujarnya.
Sementara, untuk perhelatan Pemilu dan Pilpres fokus BNPT adalah melindungi masyarakat dan menjaga polarisasi dengan sebaik-baiknya supaya tidak terjadi benturan, dan juga menjaga kedamaian.
Ia juga menyatakan, bahwa jaringan teroris di Indonesia ada tetapi tidak masif dan terus dimonitor. Sementara, saat ditanya sejauh ini sudah berapa banyak teroris yang ditangkap, pihaknya menyebutkan banyak tetapi dalam tahun ini tidak sampai 100.
"Banyak jumlahnya tidak usah disebutkan. Yang jelas penangkapan-penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88 itu tidak pernah berhenti. Dalam tahun ini (penangkapan) tidak sampai 100," ujarnya. (awt/far)
Load more