Denpasar, tvOnenews.com - Prof dr Siswanto Agus Wilopo selaku peneliti dari Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) mengatakan, bahwa 36 persen remaja di Indonesia mengalami gejala gangguan jiwa.
"Dari survei mental health seluruh Indonesia, 36 persen anak-anak itu mengalami gejala-gejala gangguan jiwa, itu nasional 36 persen. Tetapi yang sakit jiwa itu sudah 5 persen, itu total (seluruh Indonesia). Itu juga ada laporannya di Global Early Adolescent Study (Geas)," kata Prof Siswanto, saat ditemui usai acara Diseminasi Laporan Penelitian Geas Tahap 3 Kota Denpasar, Senin (28/8).
Ia menerangkan, penyebab remaja mengalami gejala gangguan jiwa itu banyak sekali bisa karena depresi dan kecemasan serta penyakit lainnya yang sesuai dengan klasifikasi WHO atau organisasi kesehatan dunia.
"Penyakit mental bermacam-macam. Dan penyebabnya banyak sekali tentu kita tidak bisa menggali satu per satu penyebabnya," imbuhnya.
Namun, menurutnya secara umum kebanyakan remaja yang mengalami gejala gangguan jiwa karena memiliki masalah dalam keluarganya, dengan lingkungan dan juga sebagian kecil karena faktor keturunan. Tetapi, yang lebih banyak remaja yang mengalami gejala gangguan jiwa karena dari keluarga broken home dan faktor lingkungan yang menekan mental remaja tersebut.
"Tetapi yang kita lihat secara general seperti depresi, anxiety (kecemasan) itu dikarenakan mereka punya masalah dengan keluarga, ada masalah dengan sekitarnya dan juga tentu penyakit itu ada yang diturunkan meskipun kecil," ujarnya.
"Tapi kebanyakan dari survei itu banyak sekali orang tuanya putus suami-istri atau broken home dan banyak sekali karena lingkungan remaja. Jadi, ini yang saya kira persoalannya kenapa multi sektoral dalam menangani kesehatan mental remaja," ujarnya. (awt/gol)
Load more