Asita, Pungutan Turis Asing ke Bali Bisa Buat Turis Gratis Kunjungi Objek Wisata
- aris wiyanto
Menurutnya, dengan pungutan lebih besar dan konsep one island, one manajemen tidak ada lagi pungutan lain bagi turis asing di Bali, hanya ada satu pungutan. Dan mereka bisa menikmati seluruh objek wisata tanpa membayar pungutan lagi.
"Sehingga, segala pungutan tidak ada lagi di mana-mana, satu kali pungutan saja kepada wisatawan di Bali dan mereka bisa menikmati seluruh objek wisata yang ada di Bali dengan melakukan kontribusi atau retribusi yang lebih besar," ujarnya.
"Iya, masuk objek wisata tidak bayar lagi. Misalnya tamunya sekali bayar 100 dolar atau 200 dolar misalnya ini, dia bayar 100 dolar kan Rp1,5 juta itu kali sekarang 5 juta (turis ke Bali) berapa triliun itu, kan bisa dipakai untuk menjaga alam, tradisi dan budaya. Itu sih pemikiran saya," katanya.
Ia juga menyatakan, bahwa dengan nominal biaya yang besar turis asing ke Bali tidak akan memberatkan wisatawan mancanegara. Apalagi, itu sesuai konsep Pemprov Bali yang sekarang menginginkan turis yang berkualitas dan berkelanjutan.
"Kan sekarang pemerintah ini mencari pola atau membuat konsep pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Ketika kita bicara berkualitas dan berkelanjutan dan tujuannya adalah untuk alam dan kelestarian budaya, dan tradisi, si bule ini pasti maulah mereka datang ke Bali," ujarnya.
"Terkecuali memang si wisatawan ini tujuannya memang tidak untuk mengeksplor budaya, mungkin dia tujuannya dengan yang lain. (Misalnya) bayar sekali Rp3 juta ke Bali bisa kemana-mana karena tujuannya ke Bali memang untuk menikmati alam dan keindahan dan budaya tradisi Bali. Dan budaya tradisi ini dijaga dengan baik dari uang tersebut. Kan begitu," katanya.
Ia juga menyatakan, bahwa pungutan atau retribusi yang besar ke turis asing juga diterapkan di Palau, sebuah negara kepulauan di Samudera Pasifik yang memang untuk wisatawan berkantong tebal atau kaya dan kunjungan wisatawan dibatasi.
"Di Pulau Palau itu ada kawasan terumbu karang itu diproteksi benar, itu justru yang terjadi semakin dibatasi orang ke sana dan semakin mahal, orang semakin penasaran mau ke sana," ungkapnya.
Load more