Cegah Pencurian dengan Legalkan Penangkaran, Populasi Jalak Bali di Taman Nasional Bali Barat Terus Bertambah
- Istimewa
Denpasar, tvOnenews.com - Angka populasi Burung Jalak Bali atau Curik di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) di Pulau Bali, semakin melejit kian tahun karena sebelumnya, Burung Jalak Bali populasinya sempat langka.
Agus Ngurah Krisna selaku Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat mengatakan, di tahun 2023, populasi Jalak Bali sudah mencapai 600 ekor yang terbang bebas di hutan atau alam TNBB.
"Sekarang sudah 600 ekor, saya monitor terakhir di alam," kata Ngurah Krisna saat dihubungi Selasa (15/8) sore.
Ia menjabarkan, populasi Jalak Bali di lima tahun terakhir dari tahun 2017 ada 109 ekor, tahun 2018 ada 184 ekor, tahun 2019 meningkat 256 ekor dan di tahun 2020 ada 355 ekor dan di tahun 2021 hingga 2022 sudah mencapai 545 ekor dan di tahun 2023 sudah 600 ekor.
Ngurah Krisna menyebutkan, meningkatnya Burung Jalak Bali tidak lepas dari strategi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama para akademisi, peneliti, dan Asosiasi Pelestari Curik Bali (APCB) yang dilakukan sejak tahun 2015 berupa konservasi dan pelepasliaran di hutan TNBB.
"Sebelum tahun 2015 itu kami melakukan kegiatan pelepasliaran Burung Jalak Bali dan kemudian melakukan penjagaan, sambil itu berjalan memang populasi waktu itu belum meningkat," imbuhnya.
Sementara untuk meningkatkan populasi Burung Jalak Bali, pihak TNBB dan KLHK
memiliki dua strategi. Yaitu mengembankan Burung Jalak Bali di luar kawasan TNBB dan di dalam TNBB. Karena, dulunya Burung Jalak Bali di kawasan TNBB banyak dicuri oleh pemburu liar untuk diperjualbelikan.
Kemudian, untuk menghindari pencurian Burung Jalak Bali, TNBB dapat bantuan indukan Burung Jalak Bali dari Jepang untuk dilepasliarkan dan konservasi, juga ada yang diberikan kepada para belasan penangkar Burung Jalak Bali di desa-desa penyangga di TNBB. Sehingga, nantinya penghobi Burung Jalak Bali bisa membeli secara legal atau resmi dan tidak ada pencurian di Burung Jalak Bali di TNBB.
"Jadi setelah 2015 itu ada strategi di luar kawasan dan di dalam kawasan. Ini saling memperkuat. KLHK bersama para pihak dengan Asosiasi Pelestari Curik Bali dibantu oleh Jepang itu mendatangkan indukan dari Jepang itu sampai 200 ekor. Kemudian, indukannya itu, bertahap dan diberikan bantuan ke penangkar-penangkar di masyarakat. Jadi masyarakat disiapkan jadi penangkar, diberikan bantuan indukan," jelasnya.
Load more