Denpasar, tvOnenews.com - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali IGW, Samsi Gunarta mengatakan, proyeksi pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Bali diperkirakan akan menelan pembiayaan sekitar Rp10 triliun.
Samsi mengatakan, bahwa untuk pembiayaan itu tidak seluruhnya dari anggaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali tapi dari sumber lainnya yaitu investor dan juga Pemerintah Pusat yang diambil dari APBN.
"Itu masih berproses. Artinya pembiayaan itu nanti akan diambil dari berbagai sumber. Nanti akan dibagi yang mana dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Bali, mana yang dibiayai oleh pusat melalui mekanisme pinjaman atau mungkin APBN, mana yang dibiayai oleh pihak-pihak yang akan ikut dalam investasi itu," kata dia, saat ditemui di Kantor DPRD Bali, Senin (17/7).
"Jadi ini berproses, tidak seperti proyek biasa ini. Kalau proyek biasa dia kan sekaligus, ini akan berproses. Akan dilihat kira-kira nanti pas nya pembiayaannya akan seperti apa," imbuhnya.
Ia menerangkan, bahwa pembiayaan mencapai Rp10 triliun itu hitungan normal dan yang menjadi acuan adalah LRT di Jakarta, sehingga kedepannya bisa menghitung dengan baik. Karena, Pemprov Bali tidak punya pengalaman untuk membangun LRT.
"Kita tidak punya pengalaman untuk prediksi (berapa pembiayaan). Kita punya hitungan yang berasal dari hitungan normal, sekarang yang ada di Jakarta. Karena itu kita bekerja sama dengan LRT Jakarta untuk menghitung dengan baik," jelasnya.
Sementara, dari hasil hitungan yang ada dan dilakukan evaluasi dan kira-kira seperti apa dengan kondisi tanah yang ada. Kemudian kesulitan-kesulitan kerja yang ada maka secara umum diperkirakan mencapai Rp10 triliun dan menurutnya hitungan pembiayaan itu dari pihak investor.
"Hitungannya sampai saat ini masih segitu. Kita belum melakukan koreksi atau review terhadap detail teknis, itu masih 10 triliun, itu kan dari hitungan investor, kita masih perlu melakukan benar-benar ngecek semuanya dan mencari kira-kira seperti apa model bisnis yang pas," ujarnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa terkait investor yang berminat dalam pembangunan LRT banyak mulai investor dalam negeri maupun luar negeri.
"Yang berminat banyak. Dari dalam negeri juga banyak. Tapi kita kan harus cari yang serius, yang benar-benar akan bisa kita harapkan untuk mewujudkan ini," ujarnya.
Sementara, di tempat yang sama Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, bahwa terkait anggaran pembangunan LRT di Pulau Dewata masih belum bisa dipastikan dan saat ini masih feasibility study (FS). Tetapi untuk investor yang berminat sudah banyak.
"Belum, masih FS tunggu dulu. (Investor) banyak tapi saya selesaikan FS dulu," singkat Koster.
Sebelumnya, Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan, pihaknya memprioritaskan pembangunan moda lintas raya terpadu (LRT) di tiga titik dengan panjang rute 9,4 kilometer.
Ia menyampaikan nantinya transportasi LRT akan dibangun di Bandara Ngurah Rai ke sentral parkir Kuta dan Seminyak. Menurutnya, lokasi itu merupakan daerah yang padat wisatawan, sehingga biasa menimbulkan kemacetan.
"Karena ini jalur yang sangat padat, udah macetnya luar biasa. Kemudian ini akan dilanjutkan ke Canggu. Berikutnya ke jalur Sanur dan ke pusat kebudayaan Bali di Klungkung, termasuk di Ubud," kata Koster usai penandatanganan kerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta di Balai Kota Jakarta, Senin (10/7).
"Ini memang daerah-daerah wisata yang sangat padat yang sudah tidak bisa diatasi dengan transportasi yang konvensional, yang tiga titik itu 9,4 kilometer," pungkasnya. (awt/gol)
Load more