Sikka, Nusa Tenggara Timur - Saat warga di 7 Kecamatan pesisir utara Pulau Flores, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, terendam banjir rob selama tiga hari terakhir akibat gelombang setinggi 4 meter, Bandan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) malah sibuk dengan urusan internal sehingga tidak pernah turun memantau kejadian.
Dikatakan Yan Laba, alasan pihak BPBD tidak sempat turun memantau kejadian banjir rob lantaran selain mendampingi kunjungan bupati Sikka ke palue, juga menhadiri rapat dengar pendapat pansus bersama DPRD. Serta adanya aktivitas sejumlah staf yang tengah mengikuti zoom meting tingkat propinsi dan mengikuti bimbingan teknis penguatan manajemen informasi kebencanaan.
"Saya memang sudah mengetahui adanya ancaman banjir rob yang dikeluarkan pihak BMKG. Namun, informasi tersebut tidak sempat diteruskan ke masyarakat karena tengah sibuk dengan urusan internal BPBD yang menyita waktu dan tenaga. Maka saya terus terang tidak lakukan pantauan di lapangan tekait kejadian banjir Rob," Katanya.
Kini, untuk menjawab keluhan warga akan ketiadan tanggul penangahan gelombang sehingga banjir Rob terjang pemukiman warga 7 kecamatan, pihak BPBD tidak mampu memberikan bantuan tanggap darurat, pasalnya tidak ada dana darurat.
"Kita bisa lakukan penanganan banjir Rob hanya melalui rehap/rekon jika ada kerusakan yang terjadi di masyakarat," tandasnya. (ofk)
Load more