Jakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai lembaga yang mengeluarkan peringatan dini telah memantau kemunculan bibit siklon di wilayah NTT itu sejak Jumat (2/4).
Peringatan dini pun sudah dikeluarkan BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta terkait dampak yang akan ditimbulkan pusat tekanan rendah tersebut dan pergerakannya. Sesuai prediksi BMKG, bibit siklon di selatan NTT itu intensitasnya semakin menguat dan tumbuh menjadi siklon tropis yang dinamakan Seroja pada Senin dini hari pukul 01.00 WIB.
Gugusan pulau di timur Indonesia pun terkan dampak badai tersebut, mulai dari banjir bandang yang terjadi di Flores timur hingga badai seroja yang menerjang wilayah Kupang dan sekitarnya. Menurut Deputi bidang Meteorologi, Guswanto menyatakan jika badai ini akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan.
“Kita perlu mewaspadi keberadaan badai Seroja ini akan berlangsung hingga tanggal 8 April, kita memiliki bebrapa perkiraan untuk badai ini, misalkan pada tgl 6 April, sekarang posisinya ada di 12,3 LS, 118 Bujur Timur, artinya sekitar 425 km sebelah barat sabu dan arah geraknya ini sudah menjauhi wilayah Indonesia dengan kecepatan 60 knots. Besok juga kita prediksi tagl 7 itu semakin menjauh ke barat daya menuju ke Selatan Samudra Hindia." Jelasnya.
Guswanton menambahkan meski badai ini semakin menjauh, namun kecepatan badai seroja ini belum melemah, artimya dimana kecepatan semakin naik, hanya saja lokasinya menjauhi daratan.
“Jadi Saya koreksi ya, badai Seroja ini belum melemah justru kecepatanya semakin naik, dari 13 knot saat pertama kali muncul, kini bisa mencapai 110 km per jam, hanya saja posisinya menjauhi daratan, pada waktu badai Seroja ini mendekati daratan badai ini menimbulkan, hujan ekstrim, angin kencang. nah pada saat dia menjauhi wilayah NTT maka badai ini masuk kedalam lau atau wilayah Samudra Hindia, maka yang perlu di waspadai adalah gelombang tinggi di wilayah perairan NTT dengan kecepatan yang terus naik, diperkirakan kecepatanya 77 knots.” Tambahnya.
Sementara itu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan perlu mewaspadai rangkaian siklon tropis (tropical cyclone) selama April 2021 yang bisa menimbulkan cuaca ekstrem.
Kondisi itu menyebabkan potensi terjadinya Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) ganda yang dapat pecah dan terputar oleh gaya Coriolis, sehingga dapat menghasilkan serial bibit TC yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem di wilayah sekitar TC.
Formasi itu membuat peningkatan uap air dan kelembapan terperangkap di bagian timur Indonesia. Selain itu, dukungan aktivitas gelombang MJO fase 5 yaitu di Indonesia bagian timur juga turut menambah suplai kelembaban yang terkonsentrasi wilayah tersebut sehingga menimbulkan cuaca ekstrem. (mii)
Lihat Juga: NGERI! Badai Besar Menerjang Kupang, Intensitas Makin Kuat | tvOne