tvOnenews.com – Siapa saja pesepakbola internasional yang sedang merayakan ulang tahun? Ada kiper Timnas U-20 asal Persija dan alumni Piala Dunia yang lahir pada 11 Februari.
Tim nasional (timnas) sepakbola Indonesia usia di bawah 20 tahun (U-20) terus mengasah kemampuan dalam pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Jakarta. Pelatih Shin Tae-yong menggeber para pemain selama satu bulan penuh.
Penggemblengan dari 01 sampai 28 Februari 2023 merupakan bagian dari persiapan mengikuti Piala Asia U-20 di Uzbekistan. Sebanyak 30 nama masuk dalam pemanggilan Shin untuk berebut menjadi bagian dari squad 23 pemain.
Di antara peserta seleksi Timnas U-20, kiper Cahya Supriadi berada dalam situasi rumit. Kiper asal Persija belum bergabung pelatnas karena masih membela klubnya di Liga Indonesia.
Dalam diskusi terakhir antara perwakilan PSSI, Timnas dan Persija, dua kubu membicarakan syarat. Klub bersedia menyerahkan Cahya Supriadi ke pelatnas tapi minta ia kembali ke markas Tim Macan Kemayoran sehari sebelum pertandingan Liga 1.
"Coach Nova sudah meeting dengan pelatih Persija. Memang ada beberapa opsi yang kita berikan dan mereka berikan," ujar Shin Tae-yong tentang situasi beberapa pemain Timnas, termasuk Cahya.
"Ada satu masalah dari Persija, meminta Cahya dilepas dari Timnas kalau ada pertandingan Liga, H-1," kata Shin Tae-yong melalui penerjemahnya. "Kita pun bisa mengerti karena Persija tidak ada kiper nomor dua. Itu pun sudah saya setuju."
Persetujuan Shin membuat Cahya Supriadi tetap di Persija pada Sabtu, 11 Februari 2023, atau saat ia mencapai usia genap 20 tahun.
Kiper kelahiran Karawang, Jawa Barat, 11 Februari 2003 akan bergabung Timnas sesudah pertandingan Persija dan Arema di Liga 1 pada Minggu, 12 Februari 2023.
Cahya Supriadi pasti berharap, ia tidak hanya berkarier di level klub, tapi juga lancar menjaga gawang Timnas U-20 untuk tampil di Piala Asia U-20 dan Piala Dunia U-20 juga pada jenjang berikutnya pada masa depan.
Bisakah kelak Indonesia tampil lagi di Piala Dunia tingkat senior, menyamai beberapa negara Asia yang kerap jadi pelanggan FIFA World Cup, seperti Iran?
Dalam beberapa pementasan, Iran telah menunjukkan potensi Asia, termasuk dengan mengorbitkan sejumlah pemain yang mampu berkarier di klub-klub Eropa. Ali Karimi, misalnya, ialah Pemain Terbaik Asia 2004 yang pernah jadi juara Liga Jerman pada 2005-2006.
Iran sebenarnya berharap pada Ali Karimi lain. Dengan mengusung nama sama, Ali Karimi yang lebih muda, lahir pada 11 Februari 1994, pun pernah berkarier di Eropa melalui Dinamo Zagreb di Kroasia.
Ali Karimi juga tampil di Piala Dunia 2022. Tapi kini ia harus bersabar karena tak bisa memperkuat Kayserispor karena kompetisi terhenti akibat gempa Turki dan Suriah.
Seperti Ali Karimi, Lucas Torreira pun tak bisa membela Galatasaray di Liga Turki. Gelandang bertahan Uruguay di Piala Dunia 2022, Torreira berada di Istanbul, bagian dari negara Turki yang terletak di sisi Benua Eropa, di seberang wilayah yang terdampak gempa.
Alumni lain dari Qatar 2022 yang berbagi tanggal lahir pada 11 Februari ialah bek Polandia, Mateusz Wieteska (kelahiran 1997). Lebih muda daripada Lucas Torreira yang lahir pada 1996, Wieteska lebih beruntung di Piala Dunia 2022.
Bila Uruguay gagal lolos dari fase grup, Wieteska dan Polandia maju ke putaran 16 meski kemudian kalah oleh Prancis pada perdelapan final Piala Dunia 2022. (raw)
Load more