Timnas Indonesia U-22 Mengulang Catatan Kelam 16 Tahun Lalu, Indra Sjafri: Secara Teknis Saya Ulangi Lagi ini Tanggung Jawab Saya
- Antara
Tradisi lolos ke semifinal dalam tujuh edisi beruntun sejak 2011 pun akhirnya terputus. Kekecewaan publik pun tak terhindarkan, mengingat Indonesia datang ke SEA Games 2025 dengan status juara bertahan.
Di tengah sorotan tersebut, pelatih Timnas U-22 Indonesia, Indra Sjafri, tampil mengambil tanggung jawab penuh atas kegagalan timnya.
Melalui audio yang disampaikan PSSI di Jakarta, Indra dengan tegas menyatakan bahwa dirinya adalah sosok yang paling bertanggung jawab secara teknis.
- Antara
“Pertama-tama, kita tidak lolos grup. Secara teknis, orang yang paling bertanggung jawab adalah saya,” kata Indra Sjafri. Pernyataan itu menegaskan sikap ksatria pelatih yang sebelumnya sukses mempersembahkan medali emas SEA Games dua tahun lalu.
Indra juga secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia atas hasil yang mengecewakan ini.
“Jadi, saya mohon maaf (kepada) semua masyarakat Indonesia. Dan, secara teknis saya ulangi lagi ini tanggung jawab saya,” ujarnya. Sikap ini menjadi sorotan tersendiri di tengah derasnya kritik publik terhadap kegagalan Garuda Muda.
Kegagalan lolos ke semifinal SEA Games 2025 membuat Timnas Indonesia U-22 mengulang catatan kelam yang terakhir kali terjadi 16 tahun lalu, ketika turnamen digelar di Vientiane, Laos.
Di sisi lain, Indonesia juga gagal mengikuti jejak timnas putri yang berhasil menembus empat besar dan menjaga peluang meraih medali.
Sementara itu, babak semifinal SEA Games 2025 akan mempertemukan Malaysia sebagai runner-up terbaik melawan tuan rumah Thailand, serta Vietnam menghadapi Filipina. Dua laga semifinal tersebut dijadwalkan berlangsung di Stadion Rajamangala pada Senin (15/12).
Hasil pahit ini menempatkan evaluasi besar sebagai pekerjaan rumah berikutnya. Pernyataan Indra Sjafri yang mengambil tanggung jawab penuh menjadi penanda bahwa kegagalan Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025 bukan sekadar soal hasil akhir, tetapi juga momentum refleksi bagi masa depan sepak bola nasional. (udn)
Load more