Masih Ingat Mursyid Effendi? Mantan Pemain Timnas yang Cetak Gol Bunuh Diri Fenomenal di Piala Tiger 1998, dan "Dibuang" Persebaya
- Mursyid Effendi - Tangkapan layar Omah Balbalan
tvOnenews.com – Nama Mursyid Effendi mungkin menjadi salah satu yang paling melekat dalam sejarah sepak bola Indonesia. Ia adalah mantan bek Persebaya Surabaya yang dikenal setia 13 musim membela Bajol Ijo, bahkan saat klub itu terdegradasi, ia tetap memilih bertahan ketika mayoritas pemain hengkang.
Namun di balik kesetiaan itu, Mursyid juga menyimpan luka lama. Ia bercerita blak-blakan tentang cintanya kepada Persebaya, momen dirinya dipecat jelang pensiun, hingga gol bunuh diri yang membuatnya dijatuhi hukuman seumur hidup oleh FIFA.
Setia pada Persebaya, tapi Berakhir dengan Pemecatan
- Koleksi Mursyid Effendi
Mursyid menceritakan momen paling pahit dalam kariernya dimana ia ingin pensiun di Persebaya, tetapi justru dipecat.
Ia mengaku masih mengingat hari ketika dipanggil ke ruangan manajemen, dan kemudian menerima amplop pemberhentian.
“Saya buka amplopnya… ternyata saya dipecat. Saya ingin mengakhiri karier di Persebaya, tapi malah diakhiri dengan pemecatan,” ujarnya di kanal YouTube Omah Bal-Balan.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa rasa cintanya pada Persebaya tidak pernah pudar.
“Saya mulai di Persebaya, saya ingin selesai di Persebaya. Itu cita-cita saya,” kata pemain yang pernah membela Bajul Ijo sejak awal Liga Indonesia 1994/1995.
Tetap Bertahan Saat Persebaya Degradasi
Saat Persebaya terdegradasi pada akhir musim 2002, hampir seluruh pemain memilih hengkang. Namun tidak bagi Mursyid.
“Saya merasa punya utang. Persebaya turun, saya ada di situ. Saya ingin mengembalikan Persebaya naik lagi,” ujarnya.
Ia mengaku menolak tawaran dari beberapa klub besar, termasuk PSM, Arema ,dan Persija, demi tetap memakai lambang kebanggaan warga Surabaya.
“Hati saya tetap di Persebaya. Saya arek Suroboyo asli,” katanya.
Pasca pemecatan, Mursyid sempat membela Persiku Kudus. Ia bergabung karena ajakan teman dan keinginan membuktikan bahwa dirinya masih mampu.
“Saya ingin menunjukkan kalau saya masih bisa. Dan di Persebaya, masa saya mau pensiun kok malah dipecat?”
Bersama Persiku, ia sukses mengantar klub itu naik ke Divisi Utama.
- Tangkapan layar
Gol Bunuh Diri Piala Tiger 1998 saat Bela Timnas Indonesia: Itu Bukan Dosa Saya Sendiri
Nama Mursyid juga tak bisa dilepaskan dari insiden gol bunuh diri saat Indonesia menghadapi Thailand di Piala Tiger 1998. Saat itu, ia menendang bola ke gawang sendiri untuk memengaruhi posisi klasemen.
Akibatnya, FIFA menjatuhkan sanksi berat yakni larangan membela tim nasional seumur hidup.
Mursyid kembali menegaskan bahwa ia tidak bertindak sendirian.
“Kayaknya dosa ini saya tanggung sendiri. Padahal itu tim. Saya pasukan waktu itu,” tegasnya.
Ia juga menyebut adanya instruksi non-teknis.
“Kalau tidak ada perintah, saya tidak berani,” ucapnya.
Mursyid menegaskan bahwa apa yang terjadi saat itu adalah instruksi internal tim.
“Saya yang mengeksekusi, iya. Tapi kalau tak ada perintah, saya tidak berani.”
“Rasanya seperti dosa ini saya tanggung sendiri, padahal itu tim. Kok saya sendirian yang kena?”
Ia juga menyebut banyak anggota tim saat itu mengetahui kondisi pertandingan, tetapi tak seorang pun bersuara.
“Aji Santoso (kapten tim), Bejo, dan yang lain itu saksi hidup. Tapi nggak ada yang ngomong. Semua tahu sendiri bagaimana situasinya.”
Meski dihujat, ia menerima semua konsekuensi.
“Rezeki saya ya segitu. Banyak yang mengolok-olok, ya monggo. Saya terima.”
Hal mengejutkan lain, Mursyid mengaku tidak pernah menerima surat resmi dari FIFA atau PSSI terkait sanksi itu.
“Sampai detik ini saya nggak pernah terima surat. Tapi tiba-tiba saya tidak boleh main.”
Setelah bertahun-tahun, barulah ia mendapat jalan untuk kembali ke sepak bola melalui pelatihan kepelatihan. Ia kini memegang lisensi B AFC.
- Tangkapan layar Omah Balbalan
Perjalanan Karier: Dari Galatama hingga 13 Tahun Bersama Bajol Ijo
Mursyid Effendi lahir pada 23 April 1972. Ia mulai bermain untuk Persebaya sejak awal era Liga Indonesia dan bertahan hingga 2007.
Karier sebagai Pemain:
- Persebaya Surabaya – 13 musim
- Persiku Kudus – sempat bergabung setelah keluar dari Persebaya
- Timnas Indonesia – 5 caps internasional
- Posisi – Bek tengah
- Sanksi – Larangan bermain internasional seumur hidup oleh FIFA (1998)
Ia dikenang sebagai bek keras dengan visi permainan kuat.
Kini Jadi Pelatih Klub Liga 4
Setelah pensiun sebagai pemain, Mursyid memilih tetap berada di dunia sepak bola. Ia kini tercatat sebagai pelatih Persiga Trenggalek, klub yang berkompetisi di Liga 4 Indonesia.
Ia juga mengantongi lisensi A AFC, yang ia dapatkan setelah proses panjang.
“Alhamdulillah, akhirnya saya bisa ambil lisensi dan kembali di sepak bola sebagai pelatih,” ujarnya.
Meski sudah tak lagi berseragam hijau, cinta Mursyid pada Persebaya tidak berubah.
“Saya lahir di Surabaya. Persebaya itu kebanggaan. Dari kecil dengar radio waktu Persebaya main. Itu yang bikin saya cinta,” katanya.
Bagi Mursyid Effendi, Persebaya bukan sekadar klub, melainkan bagian dari identitas hidupnya.
Load more