Coach Justin Bongkar Risiko Besar Jika Timur Kapadze Latih Timnas Indonesia, Suporter Garuda Diminta Jangan Berharap Tinggi
- Kolase tvOnenews.com / Tangkapan Layar YouTube Coach Justin / AFC
tvOnenews.com - Di tengah meningkatnya spekulasi mengenai siapa pelatih baru Timnas Indonesia pasca-pemecatan Patrick Kluivert, nama Timur Kapadze mendadak menjadi sorotan utama.
Mantan pelatih Uzbekistan itu disebut-sebut sebagai kandidat terkuat setelah terlihat berada di Jakarta pada 21 November 2025, yang diduga untuk menjalani sesi wawancara dengan PSSI.
Namun di balik ramainya dukungan dan harapan publik, pengamat sepak bola, Coach Justin, justru memberi sudut pandang berbeda yang membuat isu ini semakin menarik untuk dibahas.
- PSSI / tvOnenews.com - Julio Tri Saputra
Namun hingga kini, PSSI belum mengumumkan sosok pelatih kepala baru.
Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, menegaskan bahwa proses seleksi masih berjalan dan keputusan final belum diambil.
Ia memastikan bahwa informasi resmi baru akan disampaikan setelah seluruh prosedur evaluasi selesai.
Meski begitu, kehadiran Kapadze di ibu kota langsung memicu berbagai asumsi.
Banyak yang menilai bahwa pelatih berusia 44 tahun itu memiliki rekam jejak yang impresif, terutama setelah membawa Uzbekistan lolos ke Piala Dunia 2026.
- Instagram @timurkapadze18
Prestasi tersebut membuat publik berharap ia bisa menjadi sosok yang tepat untuk mengangkat performa Timnas Indonesia.
Di tengah euforia tersebut, Coach Justin muncul membawa pesan yang lebih realistis bahkan terkesan skeptis.
Melalui kanal YouTube Trifellas, ia mengingatkan bahwa keberhasilan Kapadze bersama Uzbekistan bukanlah hasil instan, melainkan buah dari proses panjang dan stabilitas manajemen.
Hal yang menurutnya sangat berbeda dengan kondisi sepak bola Indonesia saat ini.
- Tangkapan Layar YouTube Coach Justin
“Siapa bilang 5 tahun, entar ada ketua baru diganti lagi,” ujar Coach Justin.
Ia menambahkan bahwa kultur sepak bola Indonesia sering kali membuat pelatih tidak punya ruang bereksperimen.
Begitu mengalami kekalahan, tekanan publik langsung berubah menjadi tuntutan pemecatan.
“Atau entar kalah-kalah, dibantai, dia bereksperimen di Piala Asia out-out lagi, Timur Out, Timur Out, kan gitu di negara kita,” tegasnya.
Load more