Media Vietnam Tak Habis Pikir, Bisa-bisanya Eks Bintang Inter Milan Ini Mengaku Menyesal Tak Bela Timnas Indonesia

tvOnenews.com - Mantan gelandang timnas Belgia, Radja Nainggolan, kembali menjadi sorotan setelah mengungkap penyesalan mendalam karena tidak pernah memperkuat Timnas Indonesia, negara asal ayahnya.

Pengakuan ini sontak membuat media Vietnam ikut menyoroti kisah sang mantan bintang Inter Milan dan AS Roma itu.

Media Vietnam, TheThao247.vn, menulis bahwa Nainggolan merasa ia akan menerima “lebih banyak cinta dan rasa hormat” jika sejak awal memilih membela Merah Putih.

Sumber :

• Instagram @bhayangkarafc

“Mantan gelandang Inter Milan itu menarik perhatian saat mengaku menyesal tidak memilih bermain untuk tim nasional Indonesia, di mana ia yakin akan menerima lebih banyak cinta dan rasa hormat,” tulis TheThao247 dalam laporannya.

Pernyataan jujur itu disampaikan Nainggolan dalam sebuah percakapan dengan Junior Vertongen.

Ketika ditanya apakah ia ingin bermain untuk Indonesia jika diberi kesempatan, sang pemain berdarah Batak itu menjawab tanpa ragu.

“Tentu saja. Bukannya saya tidak mencintai Belgia, saya terlibat dengan tim nasional muda Belgia sejak kecil. Tetapi jika kita berbicara tentang rasa hormat yang saya terima di Indonesia, jawabannya adalah Indonesia, 100%,” ujarnya.

Nama Radja Nainggolan sudah lama dikenal publik Indonesia.

Dengan nama belakang khas Batak dan asal-usul dari Medan, ia kerap dianggap sebagai “anak perantauan” yang sukses menembus sepak bola Eropa.

Setiap kali menyebut Indonesia atau datang ke Tanah Air, sambutan penggemar selalu begitu hangat, sesuatu yang tampaknya meninggalkan kesan mendalam di hatinya.

Sumber :

• instagram.com/ksclokerentemse_official/

Kini berusia 37 tahun dan memperkuat KSC Lokeren di kasta kedua Liga Belgia, Nainggolan semakin terbuka membahas penyesalannya itu.

Dalam wawancara bersama Het Belang van Limburg, ia menegaskan kembali alasan emosional di balik pilihannya.

“Sekarang saya mengatakan setiap hari, saya lebih suka bermain untuk Indonesia,” ungkapnya.

Ia menambahkan, “Bukan karena saya tidak suka Belgia, karena saya telah melalui semua jenjang youth di Belgia. Tetapi karena rasa hormat yang saya dapatkan dari orang-orang di sana.”

Menurutnya, para pemain naturalisasi di Indonesia justru mendapatkan tempat yang sangat terhormat di hati suporter, jauh berbeda dari perlakuan yang ia rasakan di tanah kelahirannya.

“Lihatlah Sandy Walsh atau Ragnar Oratmangoen,” kata Nainggolan.

“Mereka adalah pemain biasa, tetapi sangat dihormati di sana. Untuk rasa hormat yang Anda dapatkan di sana, untuk itu Anda rela berkorban.”

Perjalanan karier Nainggolan memang luar biasa.
Ia pernah memperkuat AS Roma, Inter Milan, dan Cagliari, serta menjadi bagian dari tim nasional Belgia di EURO 2016.

Ia tampil lebih dari 200 kali untuk Roma, mencetak 33 gol, dan empat kali masuk ke dalam tim terbaik Serie A.

Namun di balik prestasi itu, ia mengaku kerap merasa kurang dihargai oleh publik sepak bola Belgia, padahal ia sempat mencatat 30 caps dan 6 gol bagi negaranya.

Kini, di penghujung kariernya, Nainggolan menemukan kembali arti kecintaan sejati terhadap sepak bola di Asia.

Saat bermain untuk Bhayangkara FC pada musim 2023–2024, sambutan luar biasa dari suporter Indonesia membekas kuat di hatinya.

Ia merasa diterima, dihormati, dan dicintai seperti tidak pernah ia rasakan di tempat lain.
“Indonesia selalu memberi saya rasa hormat yang tak tertandingi,” ujarnya suatu kali. (tsy)