Bak Pungguk Merindukan Bulan, Radja Nainggolan Kini Justru 'Ngebet' Bela Timnas Indonesia: Bukan karena Belgia, tapi Rasa Hormat yang Saya Dapatkan....
- Instagram Radja Nainggolan
“Ini bukan karena saya memiliki masalah apa pun dengan Belgia, karena saya menghabiskan semua dari level junior bersama Timnas Belgia. Namun, jika mempertimbangkan respek yang saya dapatkan di Indonesia, saya lebih memilih Timnas Indonesia 100 persen,” tegasnya.
Selain itu, Radja juga menceritakan bahwa dirinya masih mengikuti perkembangan Timnas Indonesia hingga saat ini. Ia bahkan pernah terlibat langsung dalam kegiatan resmi PSSI saat menjadi brand ambassador Piala Dunia U-17 2023 bersama Sabreena Dressler.
“Tentu saja saya mengikuti kiprah Timnas Indonesia, karena saya juga pernah menjadi ambassador di sana. Saya juga diperlakukan dengan penuh respek selama berada di Indonesia,” katanya dengan nada bangga.
Di sisi lain, Nainggolan merasa perjalanan kariernya bersama Timnas Belgia meninggalkan sedikit kekecewaan. Meski sempat menjadi andalan di ajang Euro 2016 dan tampil gemilang, ia mengaku tidak pernah diberi peran yang seharusnya.
“Saya hanya bisa memberikan sedikit kontribusi untuk Timnas Belgia dari apa yang sebenarnya saya bisa berikan. Sejujurnya, itu bukan karena pilihan saya, tetapi karena Wilmots memutuskan untuk tidak memilih saya sebagai starter,” jelasnya.
Kekecewaan Radja semakin dalam ketika Roberto Martinez mengambil alih posisi pelatih kepala Timnas Belgia. Menurutnya, keputusan Martinez mencoret dirinya dari skuad adalah titik awal kejatuhan generasi emas Belgia.
- Instagram Radja Nainggolan
“Padahal, saya pikir di Euro 2016 ketika itu, saya adalah salah satu pemain yang lebih baik. Namun, kemudian saya didepak oleh Martinez tanpa alasan. Saya rasa alasan-alasan lainnya hanya omong kosong,” ujarnya.
Radja tak segan menyebut Martinez sebagai pelatih yang gagal memahami sepak bola modern. “Bagi saya, Martinez bukanlah pesepak bola dan dia pelatih yang buruk. Terutama untuk orang yang bilang dia pelatih bagus, menurut saya itu hanyalah orang-orang yang tidak paham sepak bola,” tegasnya.
Ia menambahkan, selama Martinez memimpin Belgia, tim tersebut kehilangan identitas dan arah bermain. “Sebab, bagi saya, pelatih yang baik adalah seseorang yang memberikan tim sebuah ide. Dan ketika Martinez menjadi pelatih Timnas Belgia, saat itu tidak ada lagi ide yang diberikan,” tutur pemain yang empat kali masuk Serie A Team of The Year itu.
Load more