Legenda Timnas Indonesia Ikut Buka Suara soal Regulasi Pemain Asing di Liga 1: Ini Semua Kan Gegara AFC ...
- Instagram/hamka23hamzah
tvOnenews.com - Mantan gelandang Timnas Indonesia, Ponaryo Astaman akhirnya ikut buka suara soal regulasi 11 pemain asing di Super League.
Menjadi pro dan kontra terkait regulasi baru PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang menetapkan kuota maksimal 11 pemain asing dalam satu klub peserta Super League menuai polemik.
Di pihak kontra, regulasi ini berpotensi akan menghilangkan kesempatan bermain bagi ratusan pemain lokal dan pemain muda yang membutuhkan menit bermain serta jam terbang.
Tentunya, pihak klub dinilai akan memaksimalkan kuota pemain asing untuk bermain di Super League.
Kebijakan ini juga bakal berdampak pada visi pembinaan Timnas Indonesia, di mana mencari bibit-bibit pemain muda sebagai penerus di skuad senior asuhan Patrick Kluivert.
Di sisi lain, Ponaryo Astaman, yang dikenal sebagai mantan pemain Timnas Indonesia akhirnya menanggapi soal regulasi 11 pemain asing di Super League.
Untuk diketahui, Ponaryo Astaman merupakan salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia.
- afc
Pria kelahiran Balikpapan itu pernah mencicipi hampir semua klub besar di Liga Indonesia di antaranya PSM Makassar, Persija Jakarta, Arema Malang, Sriwijaya FC dan pensiun saat terakhir saat di Borneo FC.
Belum lama ini, Ponaryo Astaman menjabat sebagai Direktur Utama Borneo FC.
Ia kini berbicara blak-blakan soal polemik regulasi 11 pemain asing Super League.
Hal itu awalnya ditanyakan oleh Dokter Tirta, menanyakan bagaimana pendapat Ponaryo Astaman dari sudut pandang Dirut, segi bisnis.
"Pertanyaan saya adalah emang ada regulasi yang dilanggar? nggak ada, kalau mengajak ke regulasi AFC, bebas, masalah kuota 10, 11, 19, seterusnya, nggak ada, buktinya Liga Arab," ujarnya dilansir dari kanal Youtube Vindes.
Menurut eks pemain Timnas Indonesia yang pernah membawa Sriwijaya juara Liga Super Indonesia 2011-2012 itu, kebijakan ini penyebabnya datang dari Liga Arab Saudi.
Sehingga membuat AFC membuat regulasi yang mengikuti Liga di Timur Tengah tersebut.
"Gara-gara mereka (Liga Arab) lah ini semua terjadi, merubah regulasi AFC akhirnya ya mau nggak mau, semua negara yang dibawa AFC ngeliatnya kan ke sana regulasinya," tuturnya.
"Oh enggak salah kok, ternyata kan tergantung kebijakan masing-masing Liga maupun federasi," pungkasnya.
Kemudian, jika berbicara menyoal kuota yang disetujui oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang menetapkan kuota maksimal 11 pemain asing dalam satu klub peserta Super League.
"Kebutuhan tim dari (POV) manajemen, siapapun pemainnya kalau buat manajemen targetnya menang," tuturnya.
"Sekarang pertanyaan saya balikin, pakai 11 pemain lokal, kalau degradasi bagaimana? ini point of view yang beda. Kalau buat tim apalagi di Liga 1, yang paling atas kan compete, persaingan intinya, bagaimana bisa jadi lebih baik, bagaimana bisa jadi juara," sambungnya.
Ponaryo berpandangan bahwa siapapun pemainnya tidak masalah, selama itu tidak melanggar regulasi.
Ditanya soal budget pemain. Tak disangka Ponaryo Astaman menyatakan bahwa untuk level pemain lokal saja sudah cukup mahal bayarannya.
"Kalau budget, pemain lokal sekarang gila mahal-mahal coy," ucap mantan pelatih kepala Borneo FC itu.
Pemain lokal yang sudah matang, apalagi menjadi langganan membela Timnas Indonesia.
- Persija Jakarta
Sementara itu, ia juga memberikan pandangannya soal regulasi 11 pemain asing sebagai mantan pemain di Liga Indonesia.
"Sebagai mantan pemain, tentunya berharap lebih banyak porsi untuk pemain lokal bisa tampil. Cuman saya pikir ini juga soal mindset, bagaimana kita melihat itu sebagai sebuah tantangan atau sebagai sebuah halangan," ujarnya.
"Kuota tiga pemain lokal (yang sekarang), kalau kita menyikapi itu sebagai tantangan dan mereka nggak menyerah, tapi mereka merasa terpacu. Saya pikir tiga, enggak menutup kemungkinan bisa empat, bisa lima, sekarang pertanyaan buat pelatih, mau pemain asing, lokal, muda, tua, yang dipasang yang mana? yang bagus, siapapun itu," jelas Ponaryo Astaman. (ind)
Load more