Makna di Balik Tangisan Yance Sayuri usai Digulung Jepang 0-6 Dibongkar Orang Dalam PSSI: Dia Merasa...
- Instagram/yansayuri11
tvOnenews.com - Jepang kembali menunjukkan dominasi penuh saat menghancurkan Timnas Indonesia dengan skor telak 6-0 pada matchday kesepuluh putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Laga yang berlangsung di Stadion Suita, Prefektur Osaka, pada Selasa (11/6/2025), menjadi mimpi buruk bagi Skuad Garuda.
Sejak menit awal, Jepang tampil agresif dan mendikte jalannya pertandingan tanpa memberi ruang bagi anak asuh Patrick Kluivert untuk balik menekan apalagi menyerang.
- Timnas Indonesia
Kekalahan ini jelas memperkecil peluang bagi Indonesia untuk lolos langsung ke Piala Dunia 2026.
Selain itu, kalah telak dari tim langganan Piala Dunia tersebut juga menjadi pukulan menyakitkan bagi para pemain Timnas Indonesia yang berjuang mati-matian di atas lapangan hijau.
Salah satu pemain yang menjadi sorotan adalah Yance Sayuri. Pemain berusia 27 tahun itu terlihat berlinang air mata, tepat setelah peluit berakhirnya babak kedua dibunyikan oleh wasit.
Melihat rekannya menangis, sejumlah pemain Timnas Indonesia lainnya sempat menghampiri Yance Sayuri dan berusaha untuk menguatkannya.
Kapten Jay Idzes, Thom Haye, hingga Joey Pelupessy menjadi salah tiga pemain yang menghampiri Yance dan mencoba untuk menghibur pemain Malut United tersebut.
- Instagram/yansayuri11
Setelah pertandingan, manajer Timnas Indonesia, Sumardji, akhirnya menceritakan makna di balik tangisan Yance Sayuri usai digulung Jepang dengan skor 0-6.
Menurut pernyataan Sumardji, Yance sudah tak bisa menyembunyikan perasaannya lagi. Ia sedih karena merasa tak bisa berbuat banyak bagi bangsa.
"Yance selesai pertandingan merasa sedih karena dia merasa tidak bisa berbuat banyak buat bangsa dan negaranya,” ujar Sumardji, dikutip dari YouTube KompasTV, Kamis (12/6/2025).
Sumardji juga menyebut, bahwa kesedihan Yance itu didasari oleh rasa bersalah yang muncul dari dalam dirinya.
Menurut Sumardji, jiwa nasionalisme Yance bak menghantam balik dirinya, sehingga membuatnya merasa bersalah dan jadi alasan kesedihannya.
"Karena kita mengalami kekalahan cukup telak 0-6 sehingga dia merasa jiwa nasionalismenya benar-benar terpanggil dan merasa sedih,” kata Sumardji.
Load more