Kesiapan Timnas Indonesia Diuji Jelang Laga Kontra China, Media Asing Singgung Pemain-pemain Naturalisasi Skuad Garuda
- PSSI
Jakarta, tvOnenews.com — Timnas Indonesia tengah bersiap menghadapi dua laga penentu melawan China dan Jepang di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Namun, di tengah persiapan tersebut, sejumlah tantangan harus dihadapi tim Garuda, terutama terkait kondisi kebugaran dan kesiapan pemain yang merumput di luar negeri.
Salah satu media asing asal China, Sohu menyoroti sejumlah masalah Timnas Indonesia jelang pertandingan hidup-mati pada ke Piala Dunia 2026.
"Beberapa pemain yang bermain di Eropa dan kawasan Asia Timur mengalami jeda kompetisi cukup panjang atau minim menit bermain, sehingga kondisi kompetitif mereka dipertanyakan menjelang laga kontra China," tulis mereka dilansir Rabu (21/5/2025).
Indonesia dipastikan bakal menggelar laga kontra China di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, 5 Juni 2025.
Mereka lantas menyinggung komposisi pemain yang dipanggil pelatih Indoensia Patrick Kluivert saat berhadapan dengan China.
"Salah satunya adalah bek kiri Shayne Pattynama. Pemain yang sebelumnya memperkuat KAS Eupen di Liga Pro Belgia itu dipastikan tidak bermain dalam kompetisi resmi setelah kontraknya diputus pada 8 Mei lalu. Hingga saat ini, Shayne berstatus bebas transfer dan hanya mengandalkan latihan mandiri," tambahnya.
Situasi serupa juga dihadapi Rafael Struick. Penyerang yang sebelumnya bermain untuk ADO Den Haag di Belanda, kini membela Brisbane Roar di Liga Super Australia.
Namun, sepanjang musim ini Struick tercatat minim menit bermain. Timnya juga gagal lolos ke babak playoff setelah tersingkir pada pertandingan kualifikasi Piala Australia 14 Mei lalu.
Pemain lain yang menghadapi masalah serupa adalah Ivar Jenner dan Nathan Tjoe-A-On, tetapi perhatian khusus tertuju pada gelandang naturalisasi Marc Klok serta pemain muda seperti Justin Hubner dan Sandy Walsh.
Walsh, misalnya, telah jarang tampil bersama Yokohama F. Marinos sejak awal April. Dalam catatan terbaru, ia hanya bermain selama 10 menit saat menghadapi Cerezo Osaka pada 11 Mei.
Iklim dan Adaptasi
Selain soal kebugaran dan ritme pertandingan, tim nasional Indonesia juga harus mempertimbangkan faktor cuaca sebagai elemen penting dalam persiapan.
Pertandingan melawan China akan digelar pada awal Juni, yang bertepatan dengan memasuki musim hujan di wilayah Jakarta.
Kelembapan tinggi dan suhu udara yang panas berpotensi memengaruhi daya tahan fisik para pemain, khususnya mereka yang selama ini menetap di Eropa.
Meskipun akan bermain sebagai tuan rumah, sejumlah pemain Indonesia justru perlu waktu untuk beradaptasi dengan iklim tropis. Tim Garuda dijadwalkan mulai berlatih di Bali pada 26 Mei.
Namun, suhu di Bali rata-rata 5 derajat Celsius lebih rendah daripada di Jakarta. Transisi ini dikhawatirkan menjadi tantangan tambahan ketika tim tiba di ibu kota menjelang laga.
Pertanyaan pun mencuat, sejauh mana para pemain yang pulang dari Eropa mampu mengembalikan kondisi terbaik dan beradaptasi dengan cepat untuk tampil optimal?
Di sisi lain, keputusan timnas China yang memilih menggelar pemusatan latihan di Shanghai juga menjadi sorotan.
Shanghai dikenal memiliki iklim yang lebih sejuk dibanding kawasan selatan seperti Guangzhou atau Shenzhen yang lebih menyerupai kondisi tropis.
Pemilihan lokasi ini disebut-sebut dipertimbangkan karena efisiensi logistik, meski bisa jadi berdampak terhadap adaptasi cuaca saat tampil di Jakarta.
Kesiapan Akhir
Timnas Indonesia maupun China belum merilis daftar akhir pemain untuk pemusatan latihan jelang laga kualifikasi.
Pelatih kepala timnas Indonesia, Patrick Kluivert, dijadwalkan segera tiba di Tanah Air untuk memulai persiapan langsung bersama para pemain.
Adapun pertandingan melawan China diperkirakan menjadi kunci penentuan nasib Indonesia dalam persaingan menuju babak keempat kualifikasi.
Dengan ketatnya persaingan di Grup C, setiap detail—termasuk kebugaran, adaptasi iklim, dan kondisi mental pemain—menjadi aspek yang tidak bisa diabaikan.(lgn)
Load more