Mantan Jurnalis Senior ini Bongkar Penurunan Drastis Kualitas Timnas Indonesia U-20 Sejak Ditinggal Shin Tae-yong, Katanya…
- Kolase Instagram
tvOnenews.com - Timnas Indonesia U-20 kembali menjadi sorotan setelah gagal meraih kemenangan di Piala Asia U-20.
Bermain melawan Yaman, skuad Garuda Muda hanya mampu bermain imbang, sebuah hasil yang dinilai mengecewakan bagi banyak pihak.
Salah satu yang mengungkapkan kekecewaannya adalah komentator sepak bola Indonesia, Hadi Gunawan alias Bung Ahay.
Menurut Bung Ahay, Timnas Indonesia U-20 saat ini mengalami kemunduran drastis dibandingkan dengan era pelatih Shin Tae-yong (STY).
Ia menyoroti berbagai aspek permainan tim yang dianggap mengalami penurunan signifikan, mulai dari stamina, kekuatan fisik, pemahaman taktik, hingga mental bertanding.
“Gak bisa menang dan cuma bisa seri lawan Yaman. Nah ini yang gue takutkan saat Timnas U-20 gak dilatih pelatih sekaliber STY lagi,” tulis Bung Ahay melalui akun X pribadinya.
“Seharusnya, tim kita sudah benar-benar mendekati level tim-tim atas Asia sekarang dan sudah bisa tampil dominan saat lawan tim sekelas Yaman,” jelasnya.
Bung Ahay menilai, hasil imbang melawan Yaman seharusnya tidak terjadi jika performa Timnas Indonesia U-20 masih berada di level yang sama seperti saat dilatih STY.
Menurutnya, Yaman merupakan tim dari pot 4 di turnamen ini, yang berarti berada di peringkat bawah dibandingkan negara-negara lain di kompetisi tersebut.
Dengan demikian, Indonesia seharusnya bisa meraih kemenangan tanpa kesulitan berarti.
Selain itu, Bung Ahay juga menyoroti perbedaan pendekatan antara STY dan pelatih saat ini, Indra Sjafri.
Ia menilai bahwa STY memiliki visi membangun tim untuk bersaing di level Asia dan dunia, sementara Indra Sjafri lebih berfokus pada kompetisi regional seperti ASEAN.
“Di sini ada kerangka berpikir yang beda, antara pelatih Korea dengan pelatih Indonesia. Kalau buat pelatih Korea seperti STY, event sub-regional hanya sebagai sasaran antara. Yang lebih tinggi adalah Asia dan dunia sebagai target utama. Sedangkan pelatih Indonesia menjadikan event ASEAN sebagai yang utama,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa kepergian Shin Tae-yong dari Timnas U-20 menjadi faktor utama kemunduran kualitas tim saat ini.
Menurutnya, STY memahami dengan jelas standar yang harus dicapai untuk bisa bersaing dengan negara-negara top di Asia.
Oleh karena itu, mantan pelatih Korea Selatan itu menerapkan latihan keras yang bertujuan meningkatkan kualitas individu dan kolektif timnya agar mampu menghadapi lawan-lawan yang lebih tangguh.
“Dia paham seberapa tinggi standar yang harus dia bangun bersama timnya di Asia. Karena itu, dia mendrill timnas muda dengan latihan keras untuk menyamakan atau setidaknya mendekati level tim-tim atas Asia,” tandas Bung Ahay.
Perbedaan pola pikir dan pendekatan ini, menurut Bung Ahay, terlihat jelas dalam hasil yang diperoleh Timnas U-20 di Piala Asia kali ini.
Saat STY masih menangani tim, Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara kuat di Asia.
Namun, setelah peralihan ke Indra Sjafri, terlihat adanya penurunan yang cukup signifikan.
Hal ini memicu pertanyaan dari banyak pihak, apakah tim saat ini benar-benar disiapkan untuk bersaing di level lebih tinggi atau hanya sekadar tampil di kompetisi regional.
Lebih lanjut, Bung Ahay juga mengkritik gaya permainan Timnas Indonesia U-20 saat ini yang dinilainya kurang agresif dan tidak memiliki mentalitas yang kuat dalam pertandingan besar.
Ia menilai, di era STY, para pemain memiliki semangat bertanding yang tinggi, daya juang yang lebih baik, serta disiplin taktik yang lebih kuat.
“Dulu kita bisa lihat Timnas U-20 bermain dengan penuh determinasi, pantang menyerah, dan selalu berusaha menekan lawan sepanjang pertandingan. Tapi sekarang, sepertinya daya juang itu berkurang dan para pemain kurang agresif,” ujarnya.
Selain itu, Bung Ahay juga menyoroti kualitas individu para pemain yang dinilainya tidak berkembang dengan baik di bawah kepemimpinan pelatih saat ini.
Ia membandingkan bagaimana STY mampu mengasah pemain muda seperti Marselino Ferdinan dan Ronaldo Kwateh agar bisa bersaing di level yang lebih tinggi.
“STY bisa bikin pemain muda kita berkembang pesat. Lihat Marselino, Ronaldo, Hokky Caraka. Mereka jadi lebih siap bersaing di level internasional. Tapi sekarang, saya nggak lihat ada pemain yang benar-benar menonjol dan siap bersaing di Asia,” pungkasnya.
Pernyataan Bung Ahay ini menambah panjang daftar kritik terhadap penampilan Timnas Indonesia U-20 di Piala Asia kali ini.
Banyak pihak mulai mempertanyakan apakah pergantian pelatih ini memang keputusan yang tepat atau justru menjadi langkah mundur bagi perkembangan sepak bola Indonesia di level usia muda. (adk)
Load more