tvOnenews.com - Legenda Timnas Malaysia, Safee Sali, berbagi cerita mengenai keberhasilannya menyingkirkan Timnas Indonesia di final Piala AFF 2010.
Safee Sali, yang kala itu menjadi momok bagi skuad Garuda, mencetak tiga gol ke gawang Indonesia.
Gol-gol tersebut menjadi kunci kemenangan Malaysia, yang akhirnya dinobatkan sebagai juara Piala AFF untuk pertama kalinya.
Dalam wawancara di kanal YouTube Chandra Margatama, Safee Sali mengungkapkan tekanan besar yang ia rasakan ketika menghadapi Indonesia, terutama bermain di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).
"Ada (pressure), ada, karena mau datang ke stadion GBK pressure-nya udah ada," ujar Safee Sali.
Suasana di stadion yang dipenuhi oleh ribuan pendukung Timnas Indonesia menjadi tantangan besar bagi Safee dan rekan-rekannya.
Sebelum pertandingan, Safee dan pemain Malaysia lainnya diberi pengarahan untuk tidak merayakan gol secara berlebihan.
Hal ini dilakukan demi menjaga situasi tetap kondusif di tengah tekanan yang datang dari suporter Indonesia.
"Sebelum masuk briefing pun, kami udah disarankan oleh pihak keselamatan untuk tidak over reacting kalau kita ada celebration untuk menang atau gol," jelas Safee.
Meskipun demikian, Safee tetap melakukan selebrasi sederhana dengan mencium bendera Malaysia di jerseynya setelah mencetak gol.
Menurut Safee, salah satu faktor kekalahan Timnas Indonesia adalah rasa percaya diri yang berlebihan.
Indonesia, yang sebelumnya tampil luar biasa sepanjang turnamen, mungkin meremehkan kekuatan Harimau Malaya.
"Indonesia kan udah lolos semua peringkat, jadi untuk menghadapi Malaysia ini ya mungkin Indonesia terlalu yakin. Terlalu yakin pada kebolehan," katanya.
Safee menambahkan bahwa dalam sepak bola, penting untuk tetap rendah hati, menghormati lawan, dan bekerja keras untuk meraih hasil terbaik.
Pada Piala AFF 2010, Timnas Indonesia dan Malaysia bertemu dua kali. Di babak penyisihan grup, Indonesia menang telak 5-1 atas Malaysia.
Namun, di partai final, Malaysia bangkit dengan mengalahkan Indonesia melalui agregat 4-2. Leg pertama final berlangsung di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, di mana Malaysia menang 3-0.
Safee Sali mencetak dua gol dalam pertandingan tersebut. Di leg kedua di GBK, Indonesia hanya mampu menang 2-1, sehingga Malaysia keluar sebagai juara.
Bagi Malaysia, kemenangan ini adalah sejarah baru dalam sepak bola mereka. Tim yang saat itu diasuh oleh pelatih K.
Rajagopal berhasil memadukan pemain muda dan berpengalaman, termasuk Safee Sali yang menjadi pencetak gol terbanyak turnamen dengan lima gol.
Di sisi lain, Indonesia, yang diperkuat bintang-bintang seperti Cristian Gonzalez dan Firman Utina, harus puas menjadi runner-up.
Meskipun gagal juara, animo masyarakat terhadap Timnas Indonesia saat itu sangat luar biasa, dengan dukungan masif dari suporter di dalam maupun luar stadion.
Cerita Safee Sali tentang pengalaman menghadapi Indonesia di GBK memberikan pelajaran penting tentang mentalitas dan strategi dalam olahraga.
"Dalam sepak bola kita tidak boleh terlalu yakin, kita harus respek pihak lawan, kita harus bekerja keras, dan insyaallah hasilnya akan ada kalau kita bekerja keras," pungkasnya.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa sepak bola bukan hanya tentang keahlian teknis, tetapi juga tentang sikap dan penghormatan terhadap permainan serta lawan. (udn)
Load more