tvOnenews.com - Dalam menghadapi putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, perdebatan mengenai siapa yang lebih pantas menjadi kapten Timnas Indonesia kembali mencuat.
Sosok Jay Idzes dinilai oleh banyak pihak, termasuk pengamat sepak bola Bung Harpa, lebih pantas untuk mengenakan ban kapten dibandingkan Asnawi Mangkualam.
Hal ini terlihat dari kutipan yang disampaikan Bung Harpa di kanal YouTube-nya pada Selasa (22/10/24).
Ia menyatakan bahwa saatnya ban kapten kembali ke tangan "Bang Jay," sebutan akrab Jay Idzes, dengan alasan kapasitas kepemimpinannya yang kuat.
"Saatnya kembalikan ban kapten ke Bang Jay (Jay Idzes). Ya kita semua tahu lah kapasitas Bang Jay seperti apa," ujar Bung Harpa.
Jay Idzes memiliki beberapa kelebihan yang menjadi dasar argumen ini.
Pertama, kemampuan bahasa Inggris dan bahasa Italia yang dimilikinya memberi dia keuntungan dalam berkomunikasi dengan wasit internasional.
Dalam kompetisi level dunia, komunikasi yang efektif dengan ofisial pertandingan sangat penting, terutama saat harus memprotes keputusan yang dinilai merugikan tim.
Bung Harpa menyoroti bahwa sebagai pemain yang bukan kapten, Jay berisiko mendapat kartu kuning jika protes yang dilakukannya dianggap berlebihan.
Hal ini bisa mengancam partisipasinya dalam laga-laga penting, seperti melawan Arab Saudi dan Jepang.
Dengan menjadi kapten, Idzes bisa memiliki keleluasaan lebih dalam berargumen tanpa risiko besar terkena hukuman kartu.
Kedua, Idzes dianggap memiliki wawasan yang lebih luas dan pengalaman bermain di Eropa, khususnya di Italia, yang memperkuat karakternya sebagai seorang pemimpin.
Pengalaman ini memberikan perspektif berbeda dan pemahaman mendalam mengenai pola permainan yang mungkin tidak dimiliki oleh pemain lain di skuad Timnas.
Bung Harpa menambahkan bahwa kemampuan leadership Jay tidak hanya muncul dari sisi teknis, tetapi juga mental dan emosional, yang sangat dibutuhkan dalam laga penting.
Namun, di balik kelebihannya, Jay Idzes juga memiliki beberapa kelemahan jika menjadi kapten Timnas Indonesia.
Meski berpengalaman di luar negeri, masa adaptasinya dengan sepak bola Asia, terutama gaya permainan Timnas Indonesia, masih perlu waktu.
Kondisi ini mungkin membuat dia kurang paham secara mendalam tentang karakteristik lawan-lawan di zona Asia yang berbeda dari Eropa.
Selain itu, hubungan personal Jay dengan beberapa pemain mungkin belum seerat Asnawi, yang bisa mempengaruhi dinamika tim di lapangan.
Di sisi lain, Asnawi Mangkualam juga memiliki kelebihan tersendiri sebagai kapten.
Sebagai pemain yang sudah lama membela Timnas, Asnawi memiliki pemahaman yang mendalam tentang karakter rekan-rekannya, budaya sepak bola Indonesia, serta mentalitas tim.
Kecepatannya sebagai bek sayap, disertai dengan jiwa juang yang tinggi, membuat Asnawi sering menjadi inspirasi di lapangan.
Ia juga memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan para pemain, khususnya pemain muda, yang bisa menjadi keuntungan dalam membangun kohesi tim.
Namun, kekurangan Asnawi adalah pada keterbatasan kemampuan bahasanya.
Berbeda dengan Jay Idzes yang fasih berbahasa Inggris dan Italia, Asnawi lebih terbatas dalam hal ini, sehingga komunikasi dengan ofisial internasional mungkin tidak seefektif Jay.
"Juga untuk memberikan dia (kapten timnas) keleluasaan untuk protes kalalu diperlukan. Karena bahasa Inggris dia bagus, bahkan juga bahasa Italia dia lancar. Kemudian dia lebih punya wawasan, ya semuanya lah dia punya leadership juga," lanjut Bung Harpa.
Selain itu, meskipun memiliki jiwa juang yang tinggi, emosinya kadang sulit dikendalikan.
Hal ini bisa menjadi kelemahan saat berada dalam tekanan, terutama ketika harus berurusan dengan keputusan wasit yang tidak sesuai harapan.
"Kalau dia protes, secara aturan sekarang itu diperbolehkan. Karena sekarang kalau dia bukan kapten, protesnya itu berlebihan, itu punya potensi kena kartu kuning. Kalau kena kartu kuning, artinya absen lawan Arab Saudi," paparnya.
Kesimpulannya, baik Jay Idzes maupun Asnawi Mangkualam memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam menjalankan peran sebagai kapten Timnas Indonesia.
Jay Idzes unggul dalam hal pengalaman internasional, kemampuan komunikasi dengan wasit, serta kepemimpinan yang solid.
Namun, ia masih perlu beradaptasi dengan sepak bola Asia dan menjalin hubungan yang lebih erat dengan pemain lainnya.
Sementara itu, Asnawi memiliki kelebihan dari segi pengalaman di Timnas dan pemahaman budaya tim, tetapi keterbatasan dalam komunikasi internasional dan pengendalian emosi bisa menjadi kendala.
Memilih antara keduanya sebagai kapten akan sangat bergantung pada kebutuhan tim dalam menghadapi lawan-lawan di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Apakah Timnas lebih membutuhkan kapten dengan pengalaman internasional yang luas atau seseorang yang memahami karakter tim secara mendalam?
Hal tersebut merupakan sebuah keputusan yang harus dipertimbangkan secara matang oleh pelatih dan tim manajemen Timnas Indonesia. (udn)
Load more