Bung Kus Komentari PSSI yang Kebut Naturalisasi Nathan Tjoe-A-On, Thom Haye, dan Ragnar Oratmangoen: Orang Indonesia Terbiasa Instan

Jakarta, tvOnenews.com – PSSI disibukkan dalam aktivitas untuk menaturalisasikan calon pemain Timnas Indonesia jelang laga panas melawan Vietnam pada 21 dan 26 Maret mendatang.

Terbaru, Nathan Tjoe-A-On baru saja jalani sumpah dan resmi menjadi Warga Negara Indonesia pada Selasa (12/3/2024) dini hari WIB.

Keputusan mempercepat proses Nathan menandakan bahwa PSSI seperti terburu-buru dan ingin Timnas Indonesia segera diperkuat para pemain naturalisasi lainnya, seperti Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen.

Dikabarkan Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen akan segera mengambil sumpah dalam waktu dekat. 

Fenomena sistem kebut proses naturalisasi Timnas Indonesia yang dilakukan PSSI mendapat tanggapan dari pengamat sepak bola Indonesia, Mohamad Kusnaeni.

Pria yang akrab disapa Bung Kus ini memberikan pendapat bahwa PSSI ingin Timnas Indonesia segera mendapatkan hasil yang cepat demi mempertahanka semangat dan proses transformasi sepak bola Indonesia.

"Proses transformasi itu panjang dan melelahkan. Orang Indonesia terbiasa melihat hasil instan, kurang terbiasa untuk tekun menjalani proses," ujar Bung Kus saat dihubungi tvOnenews.com, Selasa (12/3/2024).

"Bisa dimengerti jika PSSI ingin timnas segera mendapat hasil cepat. Supaya semangat dan proses transformasi bisa terus berjalan," tambahnya.

Pria yang berprofesi sebagai komentator bola ini pun berpendapat bahwa apa yang dilakukan PSSI saat ini sudah tepat dan proses naturalisasi yang dilakukan sudah proposional.

Namun, Bung Kus juga memberi masukan bahwa proses naturalisasi yang dilakukan PSSI harus diiringi dengan proses tranformasi yang serius.

"Buat saya, proses naturalisasi sejauh ini masih cukup proporsional. Tapi, dengan catatan, proses transformasi dijalankan secara serius," kata Bung Kus.

"Di dalam proses transformasi itu ada bagian tentang peningkatan kualitas kompetisi domestik dan pembinaan usia muda yang semakin massif. Itu tidak boleh diabaikan," tutupnya. (igp/hfp)