tvOnenews.com - Legenda Ajax Amsterdam keturunan Maluku, Simon Tahamata ternyata pernah mengkritik keras PSSI soal program naturalisasi.
Simon Tahamata menjadi perbincangan setelah mendapat perpisahan hangat dari suporter Ajax jelang laga kontra Utrecht, Minggu (3/3).
Dia memutuskan untuk meninggalkan jabatan sebagai pelatih tim muda Ajax karena ingin bergabung dengan akademi di Berlin, Jerman.
Spanduk bertuliskan "Oom Simon Terima Kasih" terbentang di tribun Cruyff Arena selama pertandingan melawan Utrecht.
Meski tumbuh dan besar di Belanda, pelatih berusia 67 ini peduli dengan sepak bola Indonesia.
Dia pernah berkunjung ke Maluku, Indonesia untuk berbagi ilmu sepak bola dengan pemain berusia 10-15 tahun pada 15-17 November 2010.
Dalam kunjungan tersebut, Simon datang sebagai pelatih di Al Ahli Soccer Academy, Arab Saudi.
Selain berbagi ilmu, Simon berbicara soal program naturalisasi yang saat itu tengah gencar dilakukan PSSI untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Terkait hal ini, Simon mengungkapkan bahwa PSSI harus lebih selektif lagi agar tidak sembarangan menaturalisasi pemain.
"Perhitungan PSSI harus matang dan cermat dalam melakukan naturalisasi pemain. Jika tidak maka program ini tidak akan berhasil mendongkrak prestasi Indonesia di pentas sepak bola internasional," ujar Simon dikutip dari Antara.
Program Naturalisasi Timnas Indonesia Saat Ini
Saat ini, PSSI menegaskan bahwa program naturalisasi hanya dilakukan untuk pemain-pemain yang memiliki darah Indonesia.
Selain itu, pemain-pemain yang akan dinaturalisasi harus bisa berkontribusi bagi Timnas Indonesia.
Pasalnya, ada era saat program naturalisasi dilakukan hanya menguntungkan pihak klub.
Banyak pemain-pemain yang dinaturalisasi tetapi tidak pernah dipanggil Timnas Indonesia karena dinilai kurang berkualitas.
Hal ini perlahan mulai berubah karena pemain-pemain naturalisasi kini memiliki kualitas di atas rata-rata.
Sebut saja, Jordi Amat, Shayne Pattynama, Jay Idzes, Sandy Walsh hingga Ragnar Oratmangoen dan Thom Haye yang masih menjalani proses. (fan)
Load more