Dengan strategi kolonial “divide et empera”, NIVU pun berhasil mempengaruhi sejumlah bond (organisasi) sepakbola lokal untuk bergabung. Beberapa pemain pun tergoda untuk main di klub-klub bentukan pemerintah Belanda.
Namun tim nasional (timnas) PSSI tampil lebih kuat hingga NIVU menawarkan perjanjian (gentlemen agreement). Dua pihak berjanji untuk melakukan pertandingan sebagai penyisihan dalam menentukan siapa yang berhak mewakili Nusantara di pentas internasional, terutama di Piala Dunia.
Tapi kaum penjajah berbuat curang. Belanda berhasil mendaftarkan NIVU sebagai organisasi resmi ke FIFA sehingga PSSI tidak punya akses untuk tampil di kejuaraan internasional.
Ketika FIFA memberi jatah untuk Asia dan Jepang tak bisa berangkat ke Prancis untuk mengikuti Piala Dunia 1938, federasi sepakbola internasional menawarkan kepada Hindia Belanda.
NIVU pun ingkar janji. Alih-alih melaksanakan gentlemen agreement untuk melakukan pertandingan dengan PSSI, organisasi bikinan Hindia Belanda melakukan caranya sendiri.
Load more