Lempar Pujian ke Maldini, Peluang AC Milan Gaet Thiago Silva yang Sudah 41 Tahun Kian Mendekati Kenyataan

Jakarta, tvOnenews.com - AC Milan kembali menjadi sorotan dalam bursa transfer seiring munculnya rumor mengejutkan yang melibatkan Thiago Silva. Bek veteran asal Brasil tersebut disebut-sebut berpotensi membantu Rossoneri dalam situasi darurat pada musim ini.

Dalam beberapa pekan terakhir, nama Thiago Silva berulang kali dikaitkan dengan Milan. Banyak pengamat menilai pengalamannya bisa menjadi solusi jangka pendek bagi lini pertahanan Rossoneri.

Meski telah berusia 41 tahun, Thiago Silva masih menunjukkan performa yang kompetitif di Brasil bersama Fluminense. Ia bahkan tampil meyakinkan saat menghadapi tim-tim Eropa di ajang Piala Dunia Antarklub.

Penampilan tersebut memunculkan spekulasi bahwa Silva masih layak bermain di level tertinggi. Dari situlah muncul wacana kemungkinan kontrak jangka pendek, termasuk opsi enam bulan bersama Milan.

Saat ini, Milan memang membutuhkan tambahan tenaga berpengalaman. Cedera dan inkonsistensi performa membuat klub harus mempertimbangkan opsi merekrut pemain senior.

Namun, batas usia ideal untuk direkrut masih menjadi perdebatan di internal klub. Sebelumnya, Sergio Ramos yang berada di kategori usia serupa juga sempat ditawarkan, tetapi belum mendapat respons cepat.

Di tengah rumor kepindahan tersebut, Thiago Silva memilih berbicara tentang perjalanan kariernya. Dalam wawancara dengan L’Equipe, ia menyinggung sosok yang sangat berpengaruh dalam kehidupan profesionalnya, Paolo Maldini.

Nama Maldini bukan sekadar legenda bagi Milan, tetapi juga menjadi inspirasi pribadi bagi Silva. Keduanya memiliki kesamaan dalam menjaga performa hingga usia senja.

Silva mengingat kembali pernyataannya sembilan tahun lalu usai laga Brasil melawan Argentina di Belo Horizonte. Saat itu, ia sempat bercanda ingin bermain hingga usia 40 tahun seperti Maldini.

Kini, ucapan tersebut justru terasa seperti sebuah ramalan. Silva mengaku gagasan untuk memperpanjang kariernya mulai tumbuh sejak ia bergabung dengan Milan pada 2009.

Pada periode tersebut, Maldini tengah menjalani enam bulan terakhir dalam kariernya. Silva yang belum bisa didaftarkan diminta Carlo Ancelotti untuk selalu hadir di setiap pertandingan.

Ia diminta mengamati secara langsung bagaimana Maldini mempersiapkan diri sebelum laga. Mulai dari rutinitas pemanasan hingga kedisiplinan menjaga kondisi tubuh, semuanya menjadi pelajaran berharga.

Dari sana, Silva memahami bahwa karier panjang membutuhkan pengorbanan besar. Ia menyadari bahwa menjadi atlet profesional berarti menjaga tubuh dan mental setiap hari.

Sejak saat itu, mentalitasnya berubah secara drastis. Silva menegaskan keinginannya untuk menjadi atlet sejati, bukan sekadar pemain sepak bola.

Kisah tersebut kini terasa relevan di tengah rumor kembalinya ia ke Milan. Bagi Rossoneri, pengalaman dan kepemimpinan Silva berpotensi menjadi aset berharga, meski hanya untuk jangka pendek.

Sementara itu, masa depan Thiago Silva masih menjadi tanda tanya. Namun satu hal yang pasti, jejak pengaruh Milan dan Paolo Maldini akan selalu melekat dalam perjalanan kariernya.

(sub)