Fabregas Akui Sengaja Lakukan Ini Hingga Buat Como Dibantai Inter Milan: Lebih Baik Kalah Telak Daripada…
- REUTERS/Daniele Mascolo
Jakarta, tvOnenews.com – Pelatih Como 1907, Cesc Fabregas, menunjukkan kebesaran hatinya usai tim asuhannya dipaksa menelan pil pahit kekalahan telak 0-4 dari Inter Milan. Meski babak belur di San Siro, pelatih asal Spanyol itu menegaskan tetap bangga dan enggan mengkhianati filosofi permainan menyerang yang dianutnya.
Padahal, I Lariani datang ke markas sang juara bertahan dengan reputasi mentereng sebagai salah satu tim paling konsisten di Serie A musim ini. Mereka bahkan memegang status sebagai tim dengan pertahanan terbaik yang belum pernah kebobolan lebih dari satu gol dalam satu pertandingan sebelumnya.
Namun, Inter Milan tampil bak monster yang lapar sejak menit awal dan langsung memberondong pertahanan Como tanpa ampun. Lautaro Martinez membuka keran gol tuan rumah, disusul oleh pesta gol yang dituntaskan oleh Marcus Thuram, Hakan Calhanoglu, dan Carlos Augusto.
- REUTERS/Daniele Mascolo
Fabregas mengakui bahwa melihat papan skor dengan margin empat gol sangatlah menyakitkan, namun ia merasa anak asuhnya tidak kalah dalam hal nyali. Ia menilai perbedaan kualitas permainan di atas lapangan sebenarnya tidak sejauh angka yang terpampang di papan skor.
"Sulit menganalisis kekalahan telak seperti ini, tetapi saya jujur saja tidak melihat perbedaan yang sangat besar dalam hal sepak bolanya," ujar Fabregas kepada DAZN Italia.
Legenda Arsenal itu menilai Inter menang karena memiliki efisiensi level dunia di lini serang. Fabregas pun blak-blakan mengakui sempat terbesit pikiran untuk mengubah pendekatan taktik menjadi lebih pragmatis demi meredam agresivitas lawan.
Namun, ia akhirnya memilih untuk "sengaja" tetap setia pada gaya permainannya yang menekankan pressing tinggi dan penguasaan bola. Baginya, identitas tim jauh lebih mahal harganya daripada sekadar bermain aman untuk menghindari kekalahan.
"Saya lebih memilih kalah seperti ini daripada harus bertahan dengan formasi 5-4-1 atau 6-3-1," ucapnya dengan nada tegas menyindir gaya main "parkir bus".
Ia menambahkan bahwa kekalahan telak terkadang memberikan pelajaran yang jauh lebih berharga bagi perkembangan tim. Menurutnya, hal itu lebih baik daripada meraih kemenangan keberuntungan yang membuat seorang pelatih terlihat jenius padahal rapuh.
Fabregas juga mengingatkan publik bahwa secara statistik, Como menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa dalam setahun terakhir. Tim promosi ini sukses mengumpulkan 60 poin dalam 38 pertandingan Serie A terakhir mereka, sebuah pencapaian yang menurutnya tidak boleh dilupakan begitu saja.
- REUTERS/Daniele Mascolo
Momen paling menyesakkan bagi Como terjadi ketika mereka sebenarnya memiliki peluang emas untuk menyamakan kedudukan. Sayangnya, Tasos Douvikas dan Alex Valle gagal memanfaatkan momentum tersebut, dan Inter justru langsung menghukum mereka lewat gol kedua.
"Gol kedua itu sangat memalukan karena terjadi justru saat kami sedang bermain paling baik," kata Fabregas menyesali momentum yang hilang.
Ia menambahkan bahwa setelah gol ketiga bersarang, mentalitas para pemain mudanya mulai goyah. Mereka kehilangan fokus karena merasa terpukul secara psikologis menghadapi tim sekelas Nerazzurri.
Meski pulang dengan kekalahan telak, Fabregas menegaskan tidak ada satu pun alasan untuk merombak filosofi permainan yang telah menjadi identitas Como. Ia memastikan strategi high pressing akan tetap menjadi karakter utama timnya di laga-laga selanjutnya.
Menurutnya, menghadapi tim selevel Inter yang mampu lolos dari tekanan tinggi adalah tantangan yang harus dihadapi dengan kepala dingin. Ia bahkan mengaku belajar banyak dari pergerakan otomatis pemain lawan, seperti Alessandro Bastoni dan Federico Dimarco yang sangat cair di sisi lapangan.
Fabregas menutup pernyataannya dengan optimisme dan rasa hormat yang tinggi kepada lawannya. Ia bahkan mengaku akan kembali ke San Siro sebagai penonton untuk mempelajari permainan Inter saat mereka menjamu Liverpool di ajang Liga Champions nanti.
"Kekalahan ini pantas, tetapi kami tetap berjalan dengan kepala tegak," pungkasnya.
(sub)
Load more