Rangnick Bakal Latih Tim Austria?

Manchester, Inggris – Ralf Rangnick sudah pasti tak akan melatih Manchester United setelah musim 2021/2022 berakhir. Pelatih Ajax Amsterdam, Erik ten Hag, akan menggantikan posisi Rangnick. Lalu ke mana pria asal Jerman pergi setelah meninggalkan MU? Benarkah ke negeri tetangga, Austria?

Manchester United tidak jadi mempermanen status Ralf Rangnick dari jabatan pelatih sementara. Kendati tidak lagi menjabata pelatih, Rangnick akan tetap berada di MU, dengan peran yang berbeda, yaitu sebagai konsultan.

Tapi kabar yang beredar, pria asal Jerman justru akan menjadi pelatih di sebuah tim nasional. Media Inggris menyebut, dalam waktu paling cepat beberapa kali 24 jam mendatang, Ralf Rangnick akan resmi mendapat jabatan sebagai pelatih tim nasional di negara tetangga, Austria, yang butuh tenaga baru.

Austria tengah mencari pelatih baru setelah pengunduran diri Franco Foda, yang gagal membawa timnya lolos ke Piala Dunia 2022 seusai kalah 0-2 dari Wales pada babak playoff Eropa.

Mendengar kabar yang berkembang, Ralf Rangnick menegaskan bahwa ia akan tetap berada di MU. Namun ia tidak menutup kemungkinan untuk menjalani peran ganda, sebagai konsultan di MU dan pelatih tim nasional Austria, sembari ia tetap menjalankan yayasannya, Ralf Rangnick Stiftung.

"Mari kita berbicara soal Manchester United, ini adalah isunya. Saya bisa konfirmasi bahwa saya pasti akan berlanjut dengan peran sebagai konsultan," papar Rangnick, dalam konferensi pers usai MU bermain imbang 1-1 melawan Chelsea.

"Sejauh ini, saya dan Erik (Ten Hag) belum berbincang. Namun saya akan dengan senang hati membantu dan mengubah segala sesuatu agar lebih baik. Akan ada waktu untuk pekerjaan lain, tapi itu yang telah kami sepakati, November lalu."

Ralf Rangnick datang ke MU pada November 2021. Mantan arsitek tim Schalke dan Leipzig menjalankan peran sebagai pelatih interim hingga akhir musim, menggantikan Ole Gunnar Solskjaer yang dipecat.

Namun sebagai pelatih Iblis Merah, Rangnick gagal memenuhi ekspektasi. MU gagal mengakhiri paceklik trofi dan bahkan, hampir pasti gagal tampil di Liga Champions untuk musim depan.