FIFA dan AS Saling Tunjuk Kesalahan dengan Tiket Piala Dunia Antar Klub Tak Laku
- REUTERS-Susana Vera
Jakarta, tvOnenews.com - Keluhan manajer Chelsea, Enzo Maresca hanya satu dari banyak pihak yang memiliki keluhan yang sama: stadion kosong untuk sekelas gelaran Piala Dunia Antar Klub.
Maresca bahkan menggambarkan suasana pertandingan di Stadion Mercedes-Benz menjadi hampir kosong dengan 50 ribu kursi kosong di stadion.
Padahal gelaran ini merupakan pemanasan untuk Piala Dunia 2026. Bahkan banyak pemain bintang yang juga diturunkan untuk menarik perhatian gelaran tertinggi antar klub di dunia ini.
Mendapatkan banyak keluhan soal stadion kosong, FIFA justru saling tunjuk kesalahan dengan memberikan banyak alasan.
Dilansir dari laman Yahoo Sports, total penonton di pertandingan antara tuan rumah Los Angeles FC melawan Chelsea hanya 22 ribu kursi.
Bahkan di pertandingan lainnya, hanya ada 11 ribu penonton yang menyaksikan laga River Plate melawan Urawa Rades.
Di pertandingan Mamelodii Sundowns melawan Ulsan HD, jumlah penonton hanya 3,4 ribu kursi saja.
Presiden FIFA Gianni Infantino sempat memastikan bahwa stadion di Amerika akan digunakan untuk Piala Dunia, kehadiran turnamen Piala Dunia Antar Klub ini dijamin penuh.
"Jika di Amerika stadion-stadion sepak bola dipenuhi pemain untuk pertandingan persahabatan, maka ketika Piala Dunia tiba, dengan pemain terbaik untuk memenangkan kompetisi, pasti (stadion akan penuh)," kata Gianni Infantino pada April 2025 lalu.
Namun perkiraan Presiden FIFA salah, dengan rata-rata penonton Piala Dunia Antar Klub haya 36 ribu, artinya hanya 54 kursi yang terisi penuh.
Saling tunjuk kesalahan pun dilakukan guna mencari biang kerok sepinya stadion
FIFA memang menjual tiket cukup mahal dengan harga awal 223 dolar AS atau setara dengan Rp3,6 juta.
Walau akhirnya harganya turun hingga 50 dolar AS atau Rp800 ribu, namun tetap saja stadion kosong.
FIFA pun 'dituduh' tak mempromosikan dengan baik ajang ini. Namun ternyata, ada kambing hitam yang bisa diributkan.
Dengan Amerika Serikat sebagai tuan rumah, perjalanan menuju negara Adidaya tersebut sangatlah mahal.
Belum lagi administrasi di negara yang dipimpin oleh Donald Trump yang tak menguntungkan wisatawan termasuk sulitnya visa masuk ke sana. (hfp)
Load more