Jakarta, tvOnenews.com - Mantan pelatih gagal AC Milan, Marco Giampaolo merasa menjadi korban ketidakadilan di Rossoneri, terutama setelah melihat nasib Paulo Fonseca yang jauh lebih baik.
Paulo Fonseca, pelatih asal Portugal, sempat mengalami masa-masa sulit saat menukangi AC Milan, lantaran inkonsistensi performa dan hasil kurang memuaskan.
Kemenangan dramatis atas Inter Milan dalam Derby della Madonnina seolah menjadi angin segar bagi Paulo Fonseca yang posisinya nyaris terancam.
Tiga poin berharga dari laga tersebut tidak hanya memutus rentetan hasil buruk AC Milan, tetapi juga memberikan kepercayaan diri ekstra bagi tim dan tentunya bagi Fonseca sendiri.
Bayangkan saja, jika tak mampu membawa AC Milan meraih kemenangan, rekor terburuk pelatih di klub sebesar AC Milan akan menjadi cap buruk dalam kariernya.
Namun berkat kemenangan ini, Fonseca kini bisa sedikit lega dan fokus untuk memperbaiki performa tim. Kepercayaan klub pun membuahkan hasil.
Fonseca kembali sukses membawa AC Milan meraih tripoin saat mengalahkan Lecce 3-0 pada lanjutan Liga Italia hari Sabtu kemarin.
Meski demikian, kelegaan Paulo Fonseca dan kepercayaan AC Milan yang kembali terhadap sang pelatih mendapat sambutan sinus dari Marco Giampaolo.
Giampaolo yang lebih dulu dipecat merasa diperlakukan tidak adil, terutama setelah melihat Fonseca yang mendapat kesempatan lebih lama meski dianggap memiliki kualitas yang tidak jauh berbeda.
"Ada proyek yang dimulai dan dapat dilanjutkan, dan ada pengalaman lain yang berakhir dengan segera," ucap Giampaolo, dikutip dari Sempre Milan.
"Di Rossoneri, saya kekurangan waktu, saya tidak memiliki kesempatan untuk bekerja dengan baik dan mampu meningkatkan berbagai hal," ujarnya menambahkan.
Marco Giampaolo mencatatkan sejarah kurang menyenangkan selama melatih AC Milan.
Diangkat pada musim panas 2019 dengan harapan membawa angin segar, nasibnya di San Siro justru sangat singkat.
Hanya dalam waktu 111 hari, atau setara dengan kurang dari empat bulan, ia sudah harus meninggalkan kursi pelatih.
Rekor ini membuatnya tercatat sebagai pelatih dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah klub.
Lebih miris lagi, Giampaolo hanya memimpin AC Milan dalam tujuh pertandingan sebelum akhirnya dipecat.
Nasib kurang beruntung terus mengikuti langkah Marco Giampaolo setelah dipecat AC Milan.
Pelatih asal Swiss ini sempat mendapatkan kesempatan melatih dua klub Serie A lainnya, yaitu Torino dan Sampdoria.
Namun, durasi kepelatihannya di kedua klub tersebut juga terbilang singkat. Pada Oktober 2022, Giampaolo resmi berpisah dengan Sampdoria, membuatnya kembali menganggur. (sub)
Load more