tvOnenews.com - Komisi Independen Anti Korupsi (ICAC) Hong Kong menangkap 23 orang yang terlibat pengaturan pertandingan atau match fixing di sepak bola.
Penangkapan itu meliputi satu orang pelatih dan 11 pemain dari satu tim sepak bola. Tim ini bermain di divisi pertama liga Hong Kong atau setara dengan kasta kedua kompetisi sepak bola.
Ketua Investigasi ICAC, Kate Cheuk mengungkapkan match fixing dilakukan dengan cara manipulasi hasil pertandingan demi judi ilegal.
"Tindakan ini menjadi yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir selama ICAC melawan match fixing," kata Cheuk dilansir dari laman Arab News.
ICAC mengungkapkan oknum match fixing ini membayar setiap pemain sampai 1.200 dolar AS atau Rp17 juta untuk satu pertandingan tergantung hasil pertandingan.
"Ini bukan tentang seberapa baik mereka bermain, tetapi seberapa baik mereka memalsukan (permainan mereka) atau seberapa banyak mereka dapat membantu untuk manipulasi hasil," kata Cheuk.
Para pemain dicurigai karena bermain secara pasif hingga kalah dari tim yang lebih lemah. Cara kerja lainnya adlaah berusaha mencapai skor tertentu meski peluang yang ada sangat banyak.
Hasilnya, pertandingan akan berakhir sesuai dengan permintaan oknum judi olegal. Sayangnya, ICAC tidak mengungkapkan para pemain dan pelatih yang ditangkap.
Namun diduga pelatih dan pemain yang ditangkap berasal dari klub sepak bola tertua di Hong Kong, Happy Valley.
Hal ini karena ICAC membocorkan pemain yang ditangkap berasal dari tim yang telah memainkan 26 pertandingan dan memenangkan 8 pertanidngan selama musim 2022/2023.
Saat ini, ada tiga tim Divisi Pertama yang memperoleh delapan kemenangan dimana Happy Valley menajdi salah satunya. ICAC pun masih bungkam soal jumlah uang yang berputar karena penyelidikan masih berlangsung.
(hfp)
Load more