Sejalan dengan Tias Tono, Rully Nere pun berharap, Kerusuhan Kanjuruhan tidak merembet ke sanksi nasional oleh AFC dan FIFA. Rully lebih setuju bila kompetisi terus berjalan di semua level, terutama di tingkat pembinaan usia muda yang masih bersih dari fanatisme kedaerahan yang sempit.
“Untuk kompetisi level senior, setelah penundaan selama sepekan, mungkin perlu perubahan aturan Iagi. Paling bagus bila PT Liga Indonesia Baru sebagai operator kompetisi untuk menjalankan kembali Liga 1, 2 dan 3 tanpa penonton agar terhindar dari kejadian-kejadian buruk,” kata Rully Nere.
“Kita perlu lebih dulu memberi edukasi kepada suporter, seluruh pihak harus mendewasakan suporter sampai nanti semua mengerti untuk menjadi penonton yang baik,” lanjut mantan pelatih tim nasional sepakbola wanita Indonesia.
“Situasi sekarang berbeda dengan masa lalu. Dulu kebanyakan penonton yang hadir di stadion memang penggemar sepakbola. Sekarang tidak semua merupakan fans sejati sepakbola, sebagian hanya ikut-ikutan, cuma kumpul-kumpul dalam kelompok, tanpa mengerti sepakbola,” urai Rully.
“Suporter yang sebenarnya pasti mengerti bahwa kalah-menang merupakan hal wajar dalam sepakbola. Kalau kita tidak mau terima kekalahan tim kita, barangkali seharusnya kita sudah jadi juara dunia dari dulu, bukan cuma juara SEA Games,” sindir keras mantan gelandang Timnas asal Persipura.
Load more