Namun Aji Santoso berduka setelah kekacauan meledak pada ujung pertandingan di Kanjuruhan. Ia menyaksikan amuk suporter Arema, klub yang ia pernah bela dan beri gelar juara sebagai pemain dan pelatih.
Coach AS sedih. Ia tak akan lupa kenangan bersama klub berjuluk Singo Edan. Sebab suksesnya semasa memperkuat Arema pula yang mengantarkan bek kiri ke tim nasional Indonesia hingga menjadi bagian squad yang sukses merebut medali emas SEA Games 1991 di Manila, Filipina.
Bukan hanya Aji Santoso, rekan-rekannya sesama anggota tim SEA Games 1991 pun terkejut melihat petaka di Kanjuruhan. Tak ada yang menduga, kerusuhan terjadi tidak melibatkan dua kerumunan suporter, tapi hanya satu kelompok pendukung dengan aparat keamanan.
Striker Peri Sandria menyatakan, “Dengan kejadian ini, saya merasa sangat prihatin sekali. Boleh-boleh saja dua kelompok suporter saling men-suport timnya tapi jangan sampai bentrok, apalagi kalau sampai memakan korban. Seharusnya penonton lebih dewasa.”
“Sekali lagi saya ucapkan turut belasungkawa buat suporter yang menjadi korban. Sepakbola Indonesia ternodai lagi,” lanjut Peri Sandria dengan nada perih.
Rekan sesama mantan penyerang, Bambang Nurdiansyah, juga turut berbelasungkawa atas tragedi sepakbola yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada Senin (01/10/2022) malam. Begitu pun kiper Erick Ibrahim yang mengisyaratkan keprihatinannya.
Bahkan kapten Ferril Hattu yang pernah memperkuat Persebaya hampir tak bisa berkata-kata melihat kemalangan yang mengawang di Kabupaten Malang. Pria keturunan Maluku yang lahir dan besar di Surabaya mengatakan kerisauan hatinya dengan kalimat ringkas: “Prihatin yang sangat…”
Para legenda anggota tim nasional Indonesia yang meraih keping emas terakhir di SEA Games berharap, Aji Santoso dan pasukannya tidak mengalami luka-luka. Peri Sandria dan kawan-kawan pun berdoa, sepakbola Indonesia bisa lebih baik pada masa depan tanpa tragedi mengenaskan. (raw)
Load more