5 Pemain Sepak Bola Indonesia yang Meninggal Saat Bertanding, Ada Andalan di Timnas dan Persebaya
- ANTARA
tvOnenews.com, Jakarta – Sepak bola selalu menghadirkan euforia, emosi, dan kebanggaan. Namun di balik gemerlapnya dunia lapangan hijau, ada kisah kelam yang tak terlupakan.
Indonesia mencatat sejumlah tragedi ketika pesepak bola gugur saat menjalani pertandingan.
Berikut lima pemain yang meninggal di lapangan, menjadi pengingat betapa kerasnya dunia sepak bola profesional:
1. Eri Irianto – Persebaya Surabaya (2000)
- ANTARA
Eri Irianto menjadi salah satu nama paling dikenang dalam sejarah Persebaya. Insiden tragis terjadi saat laga Persebaya Surabaya menghadapi PSIM Yogyakarta pada 3 April 2000 di Stadion Gelora 10 November.
Eri mengalami benturan dengan pemain PSIM asal Gabon Samson Noujine Kinga hingga akhirnya pingsan dan dilarikan ke Rumah Sakit Dr. Soetomo.
Namun nyawanya tak tertolong. Dokter menyatakan Eri meninggal akibat serangan jantung pada malam harinya.
Eri tampil sepuluh kali bersama Timnas Indonesia dan mencetak tiga gol. Ia juga pernah membawa Persebaya menjadi runner-up Liga Indonesia 1998/1999.
Untuk menghormati jasanya, Persebaya mempensiunkan nomor punggung 19 dan menamai mess klub sebagai “Wisma Eri Irianto.”
2. Jumadi Abdi – PKT Bontang (2009)
- pspkt.pupukkaltim.com
Tragedi kembali terjadi pada tahun 2009 saat gelandang PKT Bontang, Jumadi Abdi, mengalami benturan keras dengan pemain Persela Lamongan Denny Tarkas.
Benturan di bagian perut membuat organ dalamnya mengalami cedera serius.
Jumadi sempat menjalani operasi, namun kondisinya memburuk hingga akhirnya meninggal dunia beberapa hari setelah insiden tersebut.
3. Akli Fairuz – Persiraja Banda Aceh (2014)
- tim tvOne - viva.co.id
Nama berikutnya adalah Akli Fairuz, pemain muda Persiraja Banda Aceh. Ia mengalami benturan keras dengan kiper PSAP Sigli Agus Rohman saat bertanding tahun 2014.
Akli sempat dirawat, namun luka yang dialaminya membuat kondisinya tak tertolong. Tragedi ini menambah daftar panjang kasus fatal yang terjadi akibat benturan keras di lapangan.
4. Choirul Huda – Persela Lamongan (2017)
- ANTARA
Kiper sekaligus kapten Persela Lamongan, Choirul Huda, menjadi salah satu kasus paling disorot publik. Insiden terjadi dalam laga kontra Semen Padang pada 15 Oktober 2017.
Saat mencoba mengamankan bola, ia bertabrakan dengan rekannya sendiri, Ramon Rodrigues.
Choirul masih sempat sadar dan mengeluh sakit di bagian dada sebelum kondisinya menurun dan akhirnya dinyatakan meninggal di rumah sakit.
Dokter menyebut penyebab kematian adalah trauma pada dada dan rahang bawah yang memicu henti napas dan henti jantung (hipoksia).
- ANTARA FOTO/Rahbani Syahputra
5. Taufik Ramsyah – Tornado FC (2021)
- ANTARA
Daftar terakhir datang dari kompetisi Liga 3. Kiper Tornado FC Pekanbaru, Taufik Ramsyah, mengalami benturan keras di kepala saat laga melawan Wahana FC pada tahun 2021.
Meski sempat menjalani perawatan intensif, cedera fatal yang dialaminya membuat sang penjaga gawang muda itu tidak dapat diselamatkan.
Deretan tragedi ini menjadi pengingat bahwa sepak bola bukan hanya soal skill, kemenangan, dan sorakan suporter, tetapi juga soal risiko nyata yang mengintai setiap pemain di lapangan.
Beberapa klub, federasi, dan pihak terkait kini terus berupaya meningkatkan standar keselamatan, termasuk penanganan medis cepat dan perlindungan pemain.
Namun nama-nama para pemain yang gugur di lapangan akan selalu dikenang sebagai bagian dari sejarah sepak bola Indonesia.
Load more