Selain ketiga orang tersebut, PT PSS juga merangkul tokoh-tokoh sepak bola di Sleman sebagai Dewan Penasihat. Mereka adalah Kustini Sri Purnomo (Bupati Sleman), Danang Maharsa (Wakil Bupati Sleman), Dwi Retno Sukmawati (mantan manajer PSS Sleman 2019), Sismantoro (mantan manager PSS Sleman 2018) dan Muhammad Yazid (tokoh sepak bola).
"Dengan adanya tambahan anggota keluarga baru di keluarga besar Super Elja, kita juga mau pengelolaan klub lebih transparan dan berharap kita bisa memajukan klub ini bersama-sama. Juga akan menjadi alat kontrol yang lebih baik bagi para stakeholder," jelas Andy.
Andy juga menegaskan, masuknya beberapa orang politik tersebut tidak akan menjadikan PSS sebagai kendaraan politik. Adanya Dewan Penasihat itu justru menunjukkan PSS ingin merangkul tokoh-tokoh yang akan memberikan nasehat pada saat membutuhkan arahan.
“Namun perlu saya tegaskan, PSS Sleman tidak akan menjadi kendaraan politik bagi siapapun. Banyak ketakutan akan hal itu, sesuatu yang wajar karena kecintaan terhadap PSS. Sekali lagi, itu tak perlu ditakutkan, PSS Sleman tak akan jadi kendaraan politik,” tegasnya.
“Kita ingin pada saat membutuhkan, perlu nasihat-nasihat dari beliau-beliau yang cukup berpengalaman seperti Pak Sismantoro, Bu Retno, dan Pak Yazid. Tak perlu diragukan lagi kemampuan dan pengalaman mereka. Jadi jangan khawatir PSS akan jadi kendaraan politik bagi siapapun,” pungkasnya. (Andri Prasetiyo/act).
Load more