Makassar, Sulawesi Selatan -- Skuad juku eja, Pasukan Ramang, PSM Makassar berhasil mengalahkan Persita Tangerang di stadion manahan solo, jawa tengah, senin malam (1/11) dengan skor 3-0, kemenangan skuad Milomir seslija ini membuatnya kembali menempati posisi lima besar BRI Liga 1 2021 pekan ke 10 dengan meraih 16 poin.
PSM Makassar kembali menempati posisi lima besar BRI Liga 1 2021 usai menekuk Persita Tangerang di stadion Manahan Solo, Jawa tengah pada pekan ke 10 dengan skor 3-0 gol masing-masing dicetak M Arfan pada menit ke 28 melalui tendangan kerasnya dari luar kotak penalti dan pada menit ke 75 dan tiga menit kemudian Willem Jan Pluim melalui tendangan bebasnya mampu mengecoh penjaga gawang Persita Tangerang, Dhika Bayangkara pada menit ke 78.
"Saya ingin ucapkan selamat pada pemain-pemain saya, mereka bermain luar biasa dan saya juga mengucapkan selamat ulang tahun buat PSM Makassar ke 106 tahun, dan ini adalah kado terbaik buat kota Makassar dari pemain-pemain saya, meski lawan yang kita hadapi bermain bagus dan tertib". ucap Milomir Seslija dalam sesi jumpa media senin malam (1/11).
Sementara itu, masih dalam sesi jumpa media Hasyim Kipuw mengatakan : "Alhamdulillah kami mendapatkan tiga poin seperti yang diungkapkan pelatih bahwa Persita Tangerang bermain terorganisir dengan baik dan sulit menembus pertahanannya, tetapi apa yang diberikan pelatih dalam latihan kami jalankan meski masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki kedepan dan semua yang kami lakukan ini untuk Makassar untuk PSM dan inilah yang kami tim untuk Makassar dan suporter sebagai kado ulang tahun PSM Makassar ke 106 tahun yang lahir pada 2 november 1915 dan kini berusia 106 tahun pada selasa (2/11).
Ulang tahun ke 106 tahun
Ulang tahun tim tertua di Indonesia PSM Makassar yang jatuh tepat hari ini (2/11) genap 106 tahun, kali ini mengambil tema 'terus berlayar, Taklukkan gelombang'.
Geliat sepakbola Indonesia baru saja dimulai kembali dengan bergulirnya Liga 1 akibat pandemi covid 19 sejak maret tahun lalu.
Namun asa tak pernah mati, walau diterpa gelombang tak henti-henti. seperti semangat ewako pelaut Bugis-Makassar, dengan perahu phinisi pantang surut layar berkembang, bagai ombak terus konsisten datang bergelombang, surut maupun pasang.
Dirgahayu PSM Makassar ke 106. tulis akun instagram psm_makassar.
Sejarah PSM Makassar
Kisah sejarah PSM Makassar dimulai pada tanggal 2 November 1915 yang dinyatakan sebagai berdirinya sebuah perkumpulan sepak bola bernama Makassar Voetbal Bond (MVB) yang di kemudian hari tercatat sebagai embrio Persatuan Sepak bola Makassar (PSM Makassar).
Dalam perjalanan prestasinya, MVB menampilkan orang-orang bumi putera di jajaran elite persepak bolaan Hindia Belanda seperti Sagi dan Sangkala sebagai pemain andal sekaligus promotor yang disegani kalangan Belanda. Pada masa itu, sekitar tahun 1926-1940, MVB sudah melakukan pertandingan dengan beberapa kesebelasan dari dalam negeri dan luar negeri, di antaranya dari Jawa, seperti Quick, Excelcior, HBS, sejumlah klub dari Sumatra, Kalimantan, dan Bali.
Sedangkan dari luar negeri kesebelasan dari Hongkong dan Australia. Pada usianya ke-25, kegiatan MVB mulai surut seiring dengan kedatangan pasukan Jepang di Makassar. Orang-orang Belanda yang tergabung dalam MVB ditangkap. Pemain-pemain pribumi dijadikan Romusa, dan sebagian dikirim ke Burma (kini Myanmar). MVB praktis lumpuh total, sebagaimana klub-klub sepak bola di Indonesia. Di Makassar, ketika itu segala yang berbau Belanda mutlak dilenyapkan, sebaliknya untuk mencari dukungan penduduk, Jepang membiarkan masyarakat menggunakan nama-nama Indonesia. Dan MVB pun berubah menjadi Persatuan Sepak bola Makassar (PSM).
Saat Indonesia lepas dari penjajahan, Persatuan Sepak bola Makassar (PSM Makassar) mengadakan reorganisasi dan reformasi di bawah pimpinan Achmad Saggaf yang terpilih menjadi sebagai Ketua PSM.
Meskipun sederhana, roda kompetisi PSM mulai bergulir dengan baik dan teratur. Udara kemerdekaan ikut memberi napas baru bagi PSM.
Tahun 1950, PSM mulai mengadakan ekspansi ke Pulau Jawa untuk menjalin hubungan dengan PSSI. Bintang-bintang PSM pun bermunculan. Dan yang palingfenonemal adalah Ramang. Bahkan, kehebatan Ramang yang menjadi ikon PSM hingga kini masih jadi legenda dan tercatat indah dalam sejarah persepak bolaan nasional.
Roh dan semangat Ramang pula yang tetap ada dan hidup di tubuh PSM dan membuat kesebelasan ini sempat dijuluki Pasukan Ramang.
PSM pertama kali menjadi juara perserikatan tahun 1957 dengan mengalahkan PSMS Medan pada partai final yang digelar di Medan.
Sejak itu PSM yang dijuluki menjadi kekuatan baru sepak bola Indonesia. PSM menjelma menjadi tim elite.
Total lima kali gelar juara perserikatan diraih tim yang lebih sering disebut sebagai Juku Eja atau Ikan Merah, julukan yang diberikan berdasar pada warna kostum yang mereka kenakan. PSM meraih juara perserikatan pada tahun 1959, 1965, 1966, dan 1992.
Ketikatim-timPerserikatandigabung dengan tim-tim Galatama menjadi Liga Indonesia sejak tahun 1994, PSM selalu masuk jajaran papan atas hingga sekarang.
Setiap musim, PSM selalu diperhitungkan dan menjadi salah satu tim dengan prestasi paling stabil di Liga Indonesia. Meski demikian, baru sekali klub ini menjadi juara yakni pada Liga Indonesia tahun 2000, dan selebihnya lima kali menjadi tim peringkat dua pada Liga Indonesia 1995/1996, 2001, 2003, 2004, dan 2018.
Saat juara Liga Indonesia PSM mencatat prestasi mengesankan dengan hanya menderita 2 kali kekalahan dari total 31 pertandingan. Saat itu PSM mengumpulkan pilar-pilar tim nasional seperti Hendro Kartiko, Bima Sakti, Aji Santoso, Miro Baldo Bento, Kurniawan Dwi Yulianto yang dikombinasikan dengan pemain asli Makassar seperti Ronny Ririn, Syamsudin Batola, Yusrifar Djafar, dan Rachman Usman, ditambah Carlos de Mello, dan Yosep Lewono.
PSM merajai pentas Liga Indonesia dengan menjuarai Wilayah Timur, dan di babak 8 besar menjuarai Grup Timur. Di semifinal, PSM mematahkan perlawanan Persija Jakarta, sebelum mengatasi perlawanan gigih Pupuk Kaltim di final yang berkesudahan 3-2.
Sementara itu di level internasional, PSM tercatat satu kali berlaga di Piala Winners Asia dan tiga kali mewakili Indonesia di laga Liga Champions Asia. PSM merupakan klub Indonesia yang stabil hingga saat ini. Bahkan PSM Makassar pernah menjadikan Makassar sebagai tuan rumah Perempat Final Liga Champions Asia pada tahun 2000, di mana saat itu untuk pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah Perempat Final LCA yang menghadirkan klub-klub lain dari Asia Timur yakni Jubilo Iwata (Jepang), Shandong Luneng Taishan (China), dan Suwon Samsung Bluewings (Korea).
Salah satu yang menjadi ciri PSM hingga selalu menjadi tim papan atas adalah permainan keras dan cepat yang diperagakan pemainnya, dan dipadu dengan teknik tinggi. Tak hanya itu, pemain PSM juga terkenal tangguh dan tidak cengeng dalam kondisi lapangan apa pun.
PSM juga didukung oleh regenerasi yang berkelanjutan dan melahirkan pemain-pemain andalan di tim nasional. Tak hanya itu, kiprah para pemain di lapangan juga didukung oleh deretan pengusaha asal Sulawesi Selatan yang bergantian mengurusi PSM.
PSM Makassar yang juga dijuluki Ayam Jantan Dari Timur memiliki sekitar 24 kelompok suporter, diantaranya adalah The Macz Man, Laskar Ayam Jantan (LAJ), Mappanyuki, Ikatan Suporter Makassar (ISM), Suporter Hasanuddin, Suporter Dealos, Suporter Reformasi, Komando, Suporter Bias, Suporter Kubis, Karebosi, Gunung Lokong, Suporter PKC (Pongtiku, Kalumpang, dan Cumi-cumi, Red Gank (Pattene), KVS, Zaiger, Antang Community.
Pada Desember 2010, PSM Makassar memutuskan untuk mengundurkan diri dari Liga Super Indonesia. PSM kemudian memutuskan untuk bergabung ke Liga Primer Indonesia dengan melakukan merger dengan Makassar City FC yang sudah lebih dulu menjadi anggota LPI. Nama yang kemudian dipergunakan adalah PS Makassar (tetap disebut sebagai PSM Makassar dalam berbagai pemberitaan).
PSM berhasil menjadi juara 3 di musim Liga Primer Indonesia 2011 di bawah Persebaya 1927 dan Persema Malang.
Pada musim 2011 sampai 2013, PSM Mengikuti kompetisi Liga Prima Indonesia dibawah naungan PSSI. Berada di peringkat 6 musim 2011–2012, dan peringkat 6 pula di musim 2013.
Pada tahun 2014, PSM Makassar kembali ke Liga Super Indonesia setelah lolos play-off unifikasi liga PSSI yang pada musim 2015 berganti nama menjadi QNB League, setelah terjadi kesepakatan PT. Liga Indonesia dengan QNB Group dari Qatar.
Tahun 2020 Stadion Andi Mattalatta Mattoangin terpaksa harus rata dengan tanah, demi adanya pembangunan Stadion yang baru seperti yang di janjikan pemerintah, namun PSM sepertinya akan bermain di luar Makassar pada laga kandangnya karena hingga saat ini (2021) belum ada kejelasan tentang pembangunan kembali Stadion tersebut. (Abdullah daeng sirua/ Wikipedia/ MTR )
Load more