Masih Ingat Mbeng Jean Mambalaou? Kiper Asing Pertama Persija Jakarta yang Bawa Macan Kemayoran ke Puncak dan Jadi Sejarah
- Instagram jacatranet
tvOnenews.com - Bagi pendukung Persija Jakarta yang tumbuh di era akhir 90-an hingga awal 2000-an, nama Mbeng Jean Mambalaou adalah sosok yang sulit dilupakan.
Kiper asal Kamerun itu bukan hanya berdiri sebagai tembok terakhir di bawah mistar, tetapi juga menjadi figur yang membangun identitas Persija sebagai tim besar yang tangguh dalam bertahan.
Banyak yang masih mengingat teriakannya yang lantang menggema di Stadion Lebak Bulus atau Stadion Menteng, suara yang menjadi penanda khas setiap kali ia mengatur barisan pertahanan di depan matanya.
Ingatan publik terhadap Mbeng Jean bukan sekadar nostalgia, melainkan pengakuan atas kontribusinya yang monumental. Ia datang ke Indonesia di usia yang sangat muda, namun mampu meninggalkan dampak sebesar seorang legenda.
Kemampuannya membaca arah bola, insting menepis penalti, hingga kepribadian yang disiplin dan profesional membuatnya dihormati bukan hanya oleh suporter, tetapi juga oleh rekan setimnya sendiri.
Dengan segala kisah yang menyertainya, nama Mbeng Jean selalu muncul ketika membahas kiper asing terbaik yang pernah merumput di Liga Indonesia.
Mbeng Jean Mambalaou mulai memperkuat Persija pada 1996, ketika usianya baru 19 tahun. Meski masih belia, penampilannya langsung mencuri perhatian.
Dalam 26 laga yang ia jalani bersama Macan Kemayoran, gawang Persija hanya kebobolan 18 gol, catatan impresif yang menjadikannya salah satu kiper paling efektif pada masa itu.
- Tangkapan layar extramadura
Bahkan disebutkan, “Ketika itu, Persija bersama Persib menjadi tim yang paling sedikit kebobolan.” Stabilitas pertahanan Persija pada periode tersebut sebagian besar berasal dari aksi penyelamatan Mbeng yang konsisten.
Prestasi puncaknya hadir pada musim 2000–2001 ketika ia membantu Persija meraih gelar juara Divisi Utama. Momen itu begitu bersejarah karena menjadi gelar yang sudah ditunggu publik Jakarta lebih dari dua dekade.
Di fase reguler, ia kembali mencatat rekor gemilang: hanya 18 gol bersarang ke gawangnya dari 24 pertandingan. Tak heran jika sosoknya dianggap sebagai kiper asing paling sukses dalam sejarah Persija Jakarta.
Sebelum menjadi juara, perjalanan Mbeng Jean tidak selalu mulus. Pada musim 1997/98, saat ia baru mulai menapaki kariernya di Indonesia, kompetisi dihentikan karena krisis moneter. Ia terpaksa kembali ke Prancis ketika mimpinya baru saja dimulai.
Namun takdir mempertemukannya kembali dengan Persija pada Liga Indonesia VII 2001, dan kesempatan keduanya itu ia manfaatkan dengan sempurna.
Selain piawai menjaga gawang, Mbeng dikenal memiliki kemampuan membaca arah tendangan penalti serta suara komando yang keras dan jelas.
Posturnya yang mencapai 185 cm semakin menegaskan kewibawaannya di bawah mistar. Sopian Hadi, sahabat sekaligus deputinya pada musim 2001, memberikan kesaksian menyentuh melalui Persija TV.
Ia mengakui bahwa Mbeng bukan hanya pesaing posisi, tetapi mentor yang membentuknya secara mental dan teknis. “Dia sangat disiplin, sangat profesional, pantas dijadikan panutan,” kenang Sopian.
- Instagram jacatranet
Usai masa kejayaannya bersama Persija, Mbeng sempat mencoba peruntungan di Persebaya Surabaya pada 2005. Ia menjalani trial di Piala Emas Bang Yos dan tampil cukup baik: tiga kali bermain, hanya kebobolan dua gol, dan tidak pernah kalah.
Namun kontrak urung diberikan karena Persebaya mendapat pinjaman kiper muda asal China, Zeng Cheng. Keputusan itu menutup babak singkat Mbeng bersama Bajul Ijo, tetapi tidak menghapus kualitas yang ia tunjukkan.
Sebagai kiper asing pertama yang membela Persija sejak 1995/1996 hingga 2004, Mbeng Jean Mambalaou tidak hanya menyelamatkan klub dari degradasi pada musim pertamanya, tetapi juga menjadi bagian penting dari sejarah emas klub ibu kota.
Bagi banyak orang, Mbeng Jean Mambalaou adalah legenda yang datang dua kali, dan dalam dua kedatangannya itu, ia selalu meninggalkan jejak yang tak akan pernah pudar. (udn)
Load more