Lemparan ke Dalam Jarak Jauh Ala Pratama Arhan Berpotensi Dilarang di Seluruh Dunia, Media Inggris Bilang Begini
- tvOnenews.com - Julio Tri Saputra
Jakarta, tvOnenews.com - Lemparan ke dalam ala pemain Timnas Indonesia, Pratama Arhan, berpotensi dilarang. Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) dikabarkan akan membahas soal hal tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, Timnas Indonesia memiliki senjata rahasia dalam diri Pratama Arhan. Ia kerap melakukan lemparan ke dalam jarak jauh yang berpotensi menciptakan gol.
Namun, lemparan ke dalam jarak jauh itu biasanya memakan waktu lebih lama. Hal ini menjadi sorotan tersendiri bagi IFAB yang ingin mengubah aturan agar waktu tidak terbuang.
Media Inggris, The Guardian, melaporkan bahwa IFAB telah membahas kemungkinan membatasi berapa lama pemain dapat menghabiskan waktu untuk melakukan lemparan ke dalam dalam sebuah pertandingan.
- soha.vn
“Kemungkinan untuk memperkenalkan proposal serupa untuk lemparan ke dalam dan tendangan gawang dibahas pada hari Selasa dalam pertemuan virtual panel penasihat teknis dan sepak bola IFAB,” tulis The Guardian, dikutip pada Jumat (31/10/2025).
Terjadinya ledakan lemparan ke dalam jarak jauh di Liga Inggris musim ini menjadi pemicu IFAB untuk mengubah aturan. Pasalnya, banyak waktu terbuang seperti halnya pada tendangan bebas.
“Menurut Stats Perform, terdapat lebih dari dua kali lipat jumlah lemparan jauh di Liga Primer pada pekan-pekan pembuka musim ini dibandingkan dengan musim lalu secara keseluruhan, dengan rata-rata 3,44 per pertandingan dibandingkan dengan 1,52 pada musim 2024/25,” tulis The Guardian.
Dalam 40 laga musim ini, terdapat penurunan waktu bermain yang signifikan. Penurunan tersebut mencapai 54 menit 21 detik per pertandingan, atau 133 detik lebih rendah dibandingkan musim lalu.
Selain soal aturan baru lemparan ke dalam, IFAB juga dikabarkan akan memperluas protokol VAR. Nantinya, wasit VAR bisa mengintervensi pengadil utama jika mereka menilai kartu kuning kedua diberikan secara keliru.
Saat ini, VAR baru mencakup pengawasan terhadap gol, tendangan penalti, kasus salah identitas, dan pemberian kartu merah langsung.
“Terdapat pula kesepakatan untuk mengkaji lebih jauh hukum offside, dengan para pejabat diminta untuk mempertimbangkan apakah tujuan utamanya adalah untuk mengurangi keputusan offside marginal dalam sepak bola modern guna mendorong permainan yang lebih menyerang,” kata The Guardian.
Load more